Dewan Keamanan PBB, pada Selasa (11/7), melangsungkan pertemuan atas permintaan Federasi Rusia untuk membahas sabotase jalur pipa Nord Stream di Laut Baltik.
“Kami berharap pihak berwenang Jerman, Denmark dan Swedia mengambil langkah-langkah konkret untuk melakukan penyelidikan yang obyektif dan transparan terhadap seluruh kejadian itu,” ujar Duta Besar Rusia Untuk PBB Vasily Nebenzya.
Tersangka serangan terhadap jalur pipa Nord Stream 1 dan Nord Stream 2, yang dibangun untuk menyalurkan gas alam Rusia ke Jerman, masih terus diselidiki.
BACA JUGA: Berapa Banyak Tentara Rusia yang Tewas di Ukraina?Belum ada pihak yang secara resmi dinilai bersalah atas serangan tersebut, tetapi sejak serangan itu NATO telah meningkatkan kehadirannya di Laut Baltik dan Laut Utara, dengan mengerahkan puluhan kapal tempur yang didukung patroli pesawat terbang dan berbagai piranti bawah laut seperti drones.
Panjang jalur pipa minyak dan gas alam yang melintasi Laut Utara saja mencapai delapan ribu kilometer. Sistem dan jaringan pipa itu mustahil diawasi 24 jam.
Meskipun demikian Nebenzya menekankan bahwa “Federasi Rusia akan terus menyuarakan soal sabotase Nord Stream ini kepada Dewan Keamanan PBB hingga pelakunya dapat diidentifikasi dan dimintai pertanggungjawaban.”
Setiap tahun ada sekitar 100 insiden pemotongan kabel yang dilaporkan di seluruh dunia, dan seringkali sulit mengetahui apakah hal itu dilakukan secara sengaja atau tidak. [em/jm]