Rusia dan China Pererat Hubungan Bilateral

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berjabat tangan seusai penandatangan perjanjian bilateral di Shanghai (20/5).

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping menyaksikan penandatanganan 49 perjanjian bilateral di bidang-bidang seperti energi, transportasi dan infrastruktur di Shanghai, Selasa (20/5).
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping menjanjikan hubungan bilateral yang lebih erat dalam pertemuan di Shanghai pada hari Selasa (20/5).

Kedua pemimpin itu menyaksikan penandatanganan 49 perjanjian di bidang-bidang seperti energi, transportasi dan infrastruktur, meskipun tidak ada rincian yang diberikan.

Tapi kedua negara tidak dapat mencapai kesepakatan yang sudah lama ditunggu-tunggu yang akan memasok China dengan gas alam Rusia bernilai milyaran selama 30 tahun.

Meskipun demikian, Presiden Xi memuji hubungan negaranya dengan Rusia, dengan mengatakan hubungan itu merupakan kunci untuk saling meningkatkan posisi kedua negara secara internasional.

Presiden Putin, sementara itu, menekankan pentingnya hubungan militer yang kuat Rusia-China, yang katanya bisa membantu memelihara perdamaian regional.

Pemerintah Putin telah menjadi lebih terisolasi setelah diberlakukannya sanksi-sanksi Barat akibat tindakan Moskow di Ukraina. Sanksi-sanksi itu juga telah mendorong Rusia untuk mencari lebih banyak pembeli non-Eropa untuk pasokan gas alamnya.

Kesepakatan itu akan baik untuk China, yang mengalami kekurangan gas alam dan sangat bergantung pada batu bara.

Sementara pejabat Rusia mengatakan bahwa kesepakatan gas alam itu telah membuat kemajuan, tapi tampaknya masih ada perselisihan mengenai harga.