Rusia untuk pertama kalinya dalam invansi menyerbu Ukraina dengan menggunakan rudal yang dipasok oleh Korea Utara, kata seorang pejabat senior Kyiv pada Jumat (5/1). Pernyataan tersebut menguatkan pernyataan Gedung Putih sebelumnya.
Pernyataan di platform media sosial X muncul setelah gubernur wilayah timur laut Kharkiv mengatakan bahwa wilayahnya diserang oleh rudal yang ditembakkan oleh Rusia yang bukan buatan Rusia.
“Tidak ada lagi penyamaran… sebagai bagian dari perang genosida, Federasi Rusia untuk pertama kalinya menyerang wilayah Ukraina dengan rudal yang diterima dari… Korea Utara,” ujar pejabat senior Kyiv Mykhailo Podolyak.
Dia tidak memberikan bukti bahwa misil tersebut berasal dari Korea Utara. Dalam pernyataannya pada Kamis, Washington mengutip intelijen yang sudah dideklasifikasi.
“(Rusia) menyerang warga Ukraina dengan rudal yang diterima dari negara di mana warganya disiksa di kamp konsentrasi karena memiliki radio yang tidak terdaftar, berbicara dengan turis, menonton acara TV,” kata Podolyak.
Kremlin tidak menanggapi permintaan komentar atas pernyataan AS bahwa Rusia menembakkan rudal balistik jarak pendek yang dipasok Korea Utara ke Ukraina.
Sebelumnya pada Jumat, gubernur wilayah Kharkiv mengatakan rudal yang diproduksi di luar Rusia ditembakkan ke provinsi tersebut pada akhir Desember dan awal Januari.
Jaksa wilayah Kharkiv mengatakan mereka sedang melakukan penyelidikan terhadap negara asal tiga rudal yang digunakan oleh Rusia untuk menyerang ibu kota provinsi tersebut pada Selasa. Pernyataan mereka tidak menyebut nama Korea Utara.
BACA JUGA: Korsel: Korut Mungkin Kirim Jutaan Peluru dan Rudal ke RusiaKantor Kejaksaan mengatakan serangan di Kota Kharkiv itu menewaskan dua orang dan melukai 62 orang.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan sebelumnya pada Jumat bahwa pihaknya belum dapat mengkonfirmasi negara pembuat rudal tersebut.
Meskipun AS tidak menjelaskan secara spesifik jenis rudal apa yang dikirim Pyongyang ke Rusia, juru bicara AS John Kirby mengatakan rudal tersebut memiliki jangkauan sekitar 900 km. Dia merilis grafik yang menunjukkan rudal balistik jarak pendek (SRBM) KN-23 dan KN-25.
Korea Utara berada di bawah embargo senjata PBB sejak pertama kali melakukan uji coba bom nuklir pada 2006.
BACA JUGA: Delegasi Rusia Berjanji Perkuat Hubungan dalam Kunjungan ke KorutResolusi Dewan Keamanan PBB – yang disetujui dengan dukungan Rusia – melarang negara-negara memperdagangkan senjata atau peralatan militer lainnya dengan Korea Utara.
Pada November, pihak berwenang Korea Selatan mengatakan Korea Utara mungkin telah memasok SRBM ke Rusia sebagai bagian dari kesepakatan senjata yang lebih besar yang juga mencakup rudal anti-tank dan anti-udara, artileri dan mortir, serta senapan.
Baik Moskow maupun Pyongyang sebelumnya membantah melakukan kesepakatan senjata apa pun. Namun keduanya tahun lalu berjanji untuk mempererat hubungan militer. [ah]