Belarusia mulai mengimpor minyak dari Norwegia, Selasa (21/1) setelah pemasok utamanya, Rusia, menghentikan pasokannya awal bulan ini di tengah-tengah macetnya pembicaraan untuk memperkuat hubungan ekonomi lebih jauh antara kedua negara itu.
Belneftekhim, perusahaan minyak milik pemerintah Belarusia, Selasa (21/1) mengemukakan bahwa anak perusahaannya membeli 80.000 ton minyak mentah dari Norwegia, yang diperkirakan akan dikirim ke kilang negara itu melalui kereta api dalam beberapa hari ke depan.
Rusia berhenti memasok minyak ke negara tetangganya itu setelah 31 Desember lalu. Kedua negara tersebut gagal untuk menegosiasikan kembali harga minyak tahun ini selama pembicaraan berlarut-larut mengenai penguatan integrasi ekonomi kedua negara.
Penangguhan itu tidak mempengaruhi transit minyak ke Eropa atau pasokan gas alam namun berdampak pada Belarusia yang lebih dari 80 persen kebutuhan energi totalnya bergantung pada Rusia.
Rusia kembali memulai pengiriman secara terbatas ke Belarusia pada 4 Januari lalu, tetapi Presiden Belarusia Alexander Lukashenko bertekad mencari pemasok minyak alternatif.
Kremlin baru-baru ini meningkatkan tekanan terhadap Belarusia, dengan menaikkan harga bahan bakar dan mengurangi subsidi. Kremlin berpendapat Belarusia harus menerima integrasi ekonomi yang lebih besar jika ingin terus menerima pasokan sumber daya energi dengan harga domestik Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan dua putaran pembicaraan dengan sejawatnya presiden Belarusia pada Desember 2019 tetapi gagal mencapai kesepakatan mengenai hubungan yang lebih erat serta mengenai harga minyak dan gas.
Pembicaraan itu memicu kekhawatiran di Belarusia bahwa Kremlin berencana membentuk satu negara dengan Belarusia, dalam upaya membuat Putin tetap berkuasa setelah masa jabatannya berakhir pada tahun 2024. Lukashenko berulang kali menolak gagasan itu sekaligus menegaskan Belarusia tidak akan pernah menjadi bagian dari Rusia. [mg/uh]