Pengadilan Rusia hari Kamis (18/7) mendapati tokoh oposisi Alexei Navalny bersalah melakukan korupsi dan menjatuhkan hukuman lima tahun penjara.
Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny dituduh menggelapkan dana senilai 500 ribu dolar dari sebuah perusahaan kayu milik negara, ketika ia bekerja sebagai penasehat gubernur provinsi tahun 2009. Terdakwa lainnya dalam kasus yang sama dijatuhi hukuman empat tahun penjara.
Pemimpin oposisi itu, yang pernah mengungkapkan korupsi pemerintah, mengatakan tuduhan itu bermotif politik dan dimaksudkan untuk membungkam dirinya.
Dubes Amerika untuk Rusia, Michael McFaul, mengungkapkan kekecewaan yang mendalam mengenai pengadilan yang jelas-jelas bermotivasi politik itu. Kepala Kebijakan Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan melalui sebuah pernyataan bahwa tuduhan-tuduhan terhadap Navalny belum dibuktikan dalam pengadilan.
Dalam pesan Twitternya dari pengadilan, Navalny mendesak para pendukungnya untuk melanjutkan usahanya, dan mendesak mereka untuk tidak bosan dan berdiam diri.
Istri Navalny, Yulia, mengatakan, badan anti-korupsi yang didirikan Navalny akan melanjutkan kerjanya meskipun ada keputusan pengadilan atas kasus tersebut.
Navalny baru-baru ini mendaftar untuk mencalonkan diri dalam pemilihan walikota Moskow bulan September. Berdasarkan undang-undang Rusia, karena pelanggaran pidananya, Navalny tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri menjadi walikota atau jabatan apapun di masa-depan, termasuk pemilu presiden tahun 2018 di mana ia juga berencana mencalonkan diri.
Pemimpin oposisi itu, yang pernah mengungkapkan korupsi pemerintah, mengatakan tuduhan itu bermotif politik dan dimaksudkan untuk membungkam dirinya.
Dubes Amerika untuk Rusia, Michael McFaul, mengungkapkan kekecewaan yang mendalam mengenai pengadilan yang jelas-jelas bermotivasi politik itu. Kepala Kebijakan Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan melalui sebuah pernyataan bahwa tuduhan-tuduhan terhadap Navalny belum dibuktikan dalam pengadilan.
Dalam pesan Twitternya dari pengadilan, Navalny mendesak para pendukungnya untuk melanjutkan usahanya, dan mendesak mereka untuk tidak bosan dan berdiam diri.
Istri Navalny, Yulia, mengatakan, badan anti-korupsi yang didirikan Navalny akan melanjutkan kerjanya meskipun ada keputusan pengadilan atas kasus tersebut.
Navalny baru-baru ini mendaftar untuk mencalonkan diri dalam pemilihan walikota Moskow bulan September. Berdasarkan undang-undang Rusia, karena pelanggaran pidananya, Navalny tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri menjadi walikota atau jabatan apapun di masa-depan, termasuk pemilu presiden tahun 2018 di mana ia juga berencana mencalonkan diri.