Kremlin, Senin (26/2), mengatakan bahwa ide mengadakan perundingan perdamaian tanpa Rusia adalah konyol. Komentar disampaikan setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan ia berharap mengadakan pertemuan puncak musim semi di Swiss untuk membahas visi perdamaiannya dengan sekutu Ukraina.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memberitahu wartawan, "Kami telah berulang kali mengatakan bahwa ini adalah format yang aneh, karena rencana perdamaian tertentu sedang dibahas tanpa partisipasi Rusia. Ini rencana yang tidak serius dan bahkan menggelikan."
Namun, kepala staf Zelenskiy, Andriy Yermak, mengatakan pada Minggu bahwa cetak biru pertemuan puncak di Swiss itu dapat diserahkan belakangan ke Rusia. “Mungkin ada situasi di mana kita bersama-sama mengundang perwakilan Federasi Rusia, di mana mereka akan diberitahu tentang rencana itu seandainya siapa saja yang mewakili negara agresor ingin benar-benar mengakhiri perang dan kembali ke perdamaian yang adil," ujar Ermak.
Setelah dua tahun berperang, Rusia hanya menguasai seperlima wilayah Ukraina yang diakui secara internasional. Rusia telah berulang kali menyatakan mereka terbuka untuk berunding, tetapi harus ada pengakuan terhadap “realita baru di lapangan.” Ukraina menuntut pemulihan integritas wilayahnya dan penarikan penuh pasukan Rusia.
Kantor berita Reuters melaporkan secara eksklusif bulan ini bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin pada 2023 mengirim sinyal ke AS secara terbuka dan pribadi melalui perantara, termasuk melalui Arab yang menjadi mitra Moskow di Timur Tengah, bahwa ia siap mempertimbangkan gencatan senjata di Ukraina yang akan membekukan konflik pada kondisinya saat ini.
Satu sumber AS membantah bahwa terjadi kontak resmi. Ia mengatakan bahwa AS tidak akan terlibat perundingan yang tidak melibatkan Ukraina. [ka/ns]