Pemerintah Rusia, Senin (22/10), mengisyaratkan akan bersedia membahas keluhan kedua pihak tentang pelaksanaan perjanjian pengurangan senjata nuklir 1987 dengan Amerika.
Hal ini dikatakan oleh Ketua Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev. Ia mengatakan, Moskow “siap bekerja sama” membahas perjanjian itu ketika ia bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional Presiden Donald Trump, John Bolton di Moskow.
Kata Bolton, Amerika belum membuat keputusan apapun untuk memasang peluru-peluru kendalinya di Eropa yang diarahkan ke Rusia, apabila perjanjian rudal nuklir jarak menengah dibatalkan.
Pertemuan Bolton dengan pejabat Rusia itu diadakan hanya dua hari setelah Presiden Trump mengumumkan niatnya untuk keluar dari perjanjian yang melarang Amerika dan Rusia membuat, menguji coba dan menimbun misil-misil nuklir yang punya jarak jangkau antara 500 sampai 5.000 km. Trump menuduh Rusia telah membangun dan mengadakan uji coba misil-misil yang melanggar perjanjian 1987 itu.
Pemerintah Rusia, lewat juru bicara Presiden Vladimir Putin mengatakan, keputusan Presiden Trump itu “hanya akan membuat dunia lebih terancam bahaya,” dan membantah tuduhan Amerika bahwa Rusia telah melanggar perjanjian itu.
Kedua pejabat itu juga membahas kemungkinan untuk memperpanjang perjanjian senjata nuklir lainnya, yang disebut Strategic Arms Reduction Treaty 2011, yang akan berakhir 2021.[ii]