Menteri Pertahanan Rusia, Selasa (7/3) mengatakan, merebut Bakhmut, kota di Ukraina Timur, penting untuk meluncurkan operasi ofensif yang lebih dalam di kawasan tersebut. Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertekad akan terus berjuang untuk Bakhmut.
Sergei Shoigu menyebut Bakhmut sebagai pusat pertahanan penting bagi pasukan Ukraina sewaktu dia berbicara dengan para pejabat militer. Ia mengatakan, merebut kota itu akan memungkinkan pasukan Rusia untuk mendesak “lebih dalam ke garis-garis pertahanan Ukraina.”
Dalam pidato hariannya, Senin malam (6/3), Zelenskyy mengatakan para komandan militernya dengan suara bulat mendukung sikap tidak mundur dari Bakhmut, yang telah menjadi lokasi pertempuran sengit selama berbulan-bulan.
“Saya memberitahu panglima tertinggi untuk mendapatkan pasukan yang tepat guna membantu orang-orang di Bakhmut,” kata Zelenskyy. “Tidak ada bagian dari Ukraina yang dikatakan bisa ditinggalkan. Tidak ada kubu di Ukraina di mana ketangguhan dan kepahlawanan para prajurit kita akan diabaikan.”
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan hari Senin (6/3)bahwa jika pasukan Rusia berhasil merebut kota itu, hal ini tidak mewakili perubahan menentukan dalam konflik.
“Saya pikir ini lebih banyak bernilai simbolis, daripada bernilai strategis dan operasional,” kata Austin kepada wartawan sewaktu berkunjung ke Yordania.
Austin, Senin (6/3) mengatakan ia tidak akan menganggap keputusan Ukraina untuk memindahkan pasukannya ke kota di bagian barat sebagai kemunduran strategis bagi Ukraina.
The Institute for the Study of War, sebuah organisasi riset di Washington, mengatakan, “Pasukan Ukraina kemungkinan besar melancarkan penarikan taktis terbatas di Bakhmut, meskipun ini masih terlalu dini untuk menilai niat Ukraina mengenai penarikan penuh dari kota tersebut.”
Para analis mengatakan pertahanan Ukraina terhadap Bakhmut “masih kuat secara strategis karena terus menghabiskan kekuatan pasukan dan peralatan Rusia selama pasukan Ukraina tidak mengalami korban yang berlebihan.”
“Pasukan Ukraina kemungkinan besar tidak akan mundur dari Bakhmut secara sekaligus dan mungkin akan melakukan penarikan bertahap dari pertempuran untuk menguras kekuatan pasukan Rusia melalui perang yang berkelanjutan di kota,” kata para analis.
Mereka mengatakan, “Pasukan Rusia kemungkinan besar tidak akan segera mendapatkan kemajuan teritorial yang signifikan sewaktu melancarkan perang di perkotaan, yang biasanya menguntungkan pihak yang bertahan, dan ini dapat memungkinkan pasukan Ukraina untuk menjatuhkan banyak korban di unit-unit Rusia yang bergerak maju – meskipun pasukan Ukraina secara aktif mundur.”
Lembaga itu menyimpulkan bahwa “kendala personel dan peralatan yang endemik akan mencegah pasukan Rusia melancarkan operasi ofensif berkepanjangan lainnya seperti pertempuran untuk memperebutkan Bakhmut dalam beberapa bulan mendatang.” [uh/ab]