Rusia mengatakan pada Selasa (5/9) bahwa pertahanan udaranya menghancurkan tiga drone Ukraina yang menarget ibu kota Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan drone tersebut ditembak jatuh di distrik Istra di wilayah Moskow, serta wilayah Kaluga dan Tver.
Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin mengatakan puing-puing yang berjatuhan merusak fasilitas layanan konsumen di distrik Istra.
Tidak ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa, kata para pejabat Rusia.
Ukraina secara rutin menggunakan drone untuk menarget wilayah Rusia di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
BACA JUGA: Angkatan Udara Ukraina Hancurkan 22 Drone Rusia di OdesaKorea Utara
Sementara itu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berencana untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Rusia pada bulan ini untuk membahas kemungkinan memasok senjata untuk perang Rusia di Ukraina. Demikian seperti dilaporkan oleh harian New York Times pada hari Senin, mengutip sumber-sumber AS dan sekutunya.
Kim akan melakukan perjalanan dari Pyongyang, mungkin dengan kereta lapis baja, ke Vladivostok, Rusia di pantai Pasifik, di mana dia akan bertemu dengan Putin, kata surat kabar itu.
Putin ingin Kim mengirim peluru artileri dan rudal antitank ke Moskow, sementara pemimpin Korea Utara itu ingin Rusia memberi Pyongyang teknologi canggih untuk satelit dan kapal selam bertenaga nuklir, kata para pejabat. Kim juga berusaha mencari bantuan pangan untuk negaranya yang miskin.
BACA JUGA: Kim Jong Un-Putin akan Bertemu, Bahas Peningkatan Hubungan MiliterRencana perjalanan itu akan dilakukan selagi Rusia membahas diadakannya latihan militer bersama dengan Korea Utara.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu bertemu Kim pada bulan Juli di Korea Utara untuk mencari amunisi artileri untuk perang Rusia melawan Ukraina.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pekan lalu bahwa Amerika Serikat khawatir bahwa perundingan senjata antara kedua negara itu akan mencapai kemajuan nyata.
Kesepakatan gandum gagal
Putin mengatakan pada hari Senin bahwa kesepakatan gandum Laut Hitam yang ditengahi PBB yang memungkinkan Ukraina mengekspor hasil bumi dengan aman melalui koridor Laut Hitam tidak akan diberlakukan sampai negara-negara Barat menghormati persyaratan Moskow mengenai ekspor hasil pertaniannya sendiri.
Dalam pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di resor Sochi, Rusia pada hari Senin, Putin menyatakan bahwa kecuali pembatasan pengiriman dan asuransi yang menghambat perdagangan pertanian Rusia dicabut, Rusia tidak akan menghidupkan kembali perjanjian tersebut. [lt/ab]