Rusia Kirim Tim Pengawas untuk Periksa Keamanan Bandara Mesir

Para turis menunggu keberangkatan pesawat di bandara kota Sharm el-Sheikh, Mesir hari Jumat (6/11).

Tim pengawas Rusia dikirim ke kota peristirahatan Sharm el-Sheikh di Mesir untuk memeriksa keamanan bandara di sana, pasca musibah jatuhnya pesawat Metrojet Rusia pekan lalu.

Para penumpang pesawat internasional yang hendak meninggalkan kota peristirahatan Sharm el-Sheikh di Mesir hari Minggu (8/11) kembali memadati bandara, sementara tim pertama dari tiga tim pengawas Rusia dikirim ke kota itu untuk memeriksa keamanan bandara pasca musibah jatuhnya pesawat Metrojet pekan lalu.

Pesawat Metrojet 9268 milik Rusia jatuh di Semenanjung Sinai 31 Oktober lalu, menewaskan semua penumpang dan awak pesawat yang berjumlah 224 orang.

Kelompok militan ISIS mengklaim bertanggungjawab atas insiden itu, sementara pejabat-pejabat Amerika dan Inggris mengatakan hasil penyelidikan inteljen menunjukkan pesawat itu jatuh akibat ledakan bom di dalam pesawat. Inggris dan beberapa maskapai penerbangan telah menghentikan jadwal penerbangan normal ke Sharm el-Sheikh, sementara Rusia melarang semua perjalanan ke Mesir karena alasan keamanan.

Pihak berwenang Rusia tidak memberi rincian isu-isu keamanan khusus yang akan diperiksa timnya.

Pihak berwenang Mesir marah dengan tuduhan-tuduhan kelengahan pihak keamanan di bandara, dan beberapa pejabat Mesir bahkan menyalahkan adanya bias anti-Mesir di media-media asing. Sensitivitas meningkat di Mesir dengan dilarangnya wartawan TV asing mengambil gambar di dalam bandara Sharm el-Sheikh, juga di sepanjang jalur wisata utama Naama Bay atau di tempat-tempat umum lainnya.

Sementara itu maskapai penerbangan terbesar di Timur Tengah – Emirates – mengatakan akan mengkaji prosedur keamanan di Mesir, tetapi tetap bertekad untuk mempertahankan jalur penerbangannya ke Mesir, dengan menyebutnya sebagai “pasar yang sangat penting”.

Di Rusia, lebih dari seribu orang yang berduka memenuhi Katedral St. Isaac di St. Petersburg untuk mengikuti upacara mengenang para korban. Mereka menyalakan lilin dan berdiri dengan tenang ketika lonceng gereja berdentang sebanyak 224 kali, mengenang setiap korban yang tewas. [em/jm]