Rusia, pada Kamis (10/2), memulai latihan militer besar-besaran selama 10 hari di wilayah Belarus dan merapatkan enam kapalnya di pelabuhan strategis Laut Hitam. Langkah tersebut mengundang teguran keras dari pejabat Ukraina yang menyebut tindakan Moskow semakin meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Manuver Rusia di Belarus melibatkan ribuan tentara dan sistem senjata canggih seperti rudal darat-ke-udara S-400, sistem pertahanan udara Pantsir dan jet tempur Su-35, dengan beberapa latihan hanya berjarak 210 kilometer dari utara ibu kota Ukraina, Kyiv.
BACA JUGA: Blinken: AS akan Lakukan Apapun untuk Bela Integritas UkrainaKementerian Pertahanan Rusia mengatakan enam kapal tiba di pelabuhan Sevastopol di Krimea, yang dicaplok Moskow dari Ukraina pada 2014. Kapal-kapal itu telah menempuh perjalanan sejauh 13.000 kilometer dari Laut Baltik untuk memulai latihan angkatan laut. Kapal-kapal tersebut dirancang untuk menurunkan pasukan, kendaraan, dan material ke darat.
Para pejabat di Moskow dan Minsk mengatakan pasukan Rusia akan ditarik dari Belarus beberapa saat setelah latihan berakhir 20 Februari. Namun para pejabat dari negara-negara Barat tetap khawatir pasukan itu dapat dikerahkan dalam invasi Rusia ke Ukraina, negara yang dulu menjadi bagian dari Uni Soviet, bersama dengan 100.000 tentara yang dikerahkan Moskow di sepanjang sisi timur wilayah perbatasan antara Rusia dan Ukraina.
Pejabat Ukraina, yang melancarkan latihan militernya sendiri pada Kamis (10/2), mengecam keras latihan angkatan laut yang akan dilakukan Rusia itu, menyebutnya sebagai "aktivitas destruktif untuk mengacaukan situasi keamanan." Kyiv menuduh Rusia melanggar hukum internasional dengan membatasi wilayah perairan terbuka yang luas untuk melakukan pelatihan rudal dan artileri. [my/pp]