Dalam sebuah persidangan tertutup pada Selasa (26/11), pengadilan Rusia menjatuhkan hukuman empat tahun penjara kepada seorang jurnalis yang bekerja untuk media-media asing.
Nika Novak ditangkap pada Desember 2023 atas tuduhan "mempersiapkan materi yang tidak akurat" untuk mendiskreditkan angkatan bersenjata Rusia.
Dinas keamanan Rusia (FSB) mengatakan bahwa pekerjaan Novak "bertujuan merusak reputasi" Rusia dan upaya untuk mengacaukan negara dan perangnya di Ukraina, menurut kantor berita Interfax.
Pengadilan tersebut, yang berada di wilayah Siberia di Zabaykalsky Krai, tidak mengatakan media asing mana yang dituduhkan kepada Novak. Novak sebelumnya bekerja untuk situs berita Rusia, Chita dan Zab.ru, dan pernah menjadi reporter lepas untuk Radio Free Europe/Radio Liberty atau RFE/RL.
Jaringan saudara VOA, RFE/RL adalah media independen yang didanai Amerika Serikat. Rusia menetapkan RFE/RL sebagai apa yang disebut agen asing.
BACA JUGA: PBB: Lebih dari 300 Wartawan Afghanistan Alami Pelanggaran HAM di Era TalibanPresiden RFE/RL Stephen Capus, pada Selasa, mengutuk hukuman yang dijatuhkan kepada Novak.
"Tuduhan bermotif politik ini dimaksudkan membungkam wartawan dan menimbulkan efek yang mengerikan. Kami menuntut Nika segera dibebaskan dan dikembalikan kepada keluarganya," kata Capus dalam sebuah pernyataan yang dibagikan kepada VOA.
Rusia telah meningkatkan penangkapan dan pelecehan terhadap jurnalis independen sejak invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.
Tak lama setelah itu, pemerintah mengeluarkan arahan tentang bagaimana media dapat melaporkan perang itu, dan legislator memberlakukan undang-undang untuk menghukum siapa pun yang dianggap pihak berwenang menyebarkan berita atau informasi bohong yang dapat mendiskreditkan militer.
Pihak berwenang Rusia juga telah mengeluarkan beberapa surat perintah penangkapan secara in absentia. Pada Oktober, pihak berwenang memerintahkan penangkapan secara in absentia terhadap seorang koresponden CNN yang telah melaporkan dari wilayah Kursk Rusia sewaktu pasukan Ukraina melakukan penyerangan.
BACA JUGA: Rusia Tuduh Diplomat Inggris Lakukan Kegiatan Mata-mataOrganisasi hak asasi manusia Memorial menggambarkan Novak sebagai "tahanan politik." Organisasi tersebut mengatakan bahwa Novak tampaknya "berpandangan anti-Ukraina," berdasar unggahan media sosial, tetapi telah mengkritik pihak berwenang setempat karena mendukung serangan tersebut, menurut kantor berita AFP.
Koalisi untuk Perempuan dalam Jurnalisme juga mengutuk penahanan Novak. Dalam sebuah pernyataan ketika ia ditangkap, kelompok itu mengatakan, "Kremlin terus menyalahgunakan undang-undang untuk menarget jurnalis dan aktivis. Ini harus dihentikan."
"Tuduhan serius dan hukuman penjara panjang yang dihadapi Novak sangat mengkhawatirkan," kata pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa koalisi itu meminta Rusia untuk mencabut tuduhan dan membebaskannya. [ka/jm]
Beberapa informasi dalama laporan ini berasal dari Agence France-Presse.