Rusia mengatakan hari Kamis (9/3) bahwa kesepakatan penting untuk memastikan ekspor biji-bijian yang aman dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina hanya dilaksanakan setengahnya, menimbulkan keraguan apakah akan memungkinkan perpanjangan perjanjian yang akan berakhir minggu depan.
Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam, yang dimediasi oleh PBB dan Turki Juli lalu, bertujuan untuk mencegah krisis pangan global dengan membuka keran ekspor biji-bijian Ukraina yang diblokade oleh invasi Rusia dari tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam.
Kesepakatan itu diperpanjang selama 120 hari pada November dan akan diperbarui pada 18 Maret jika tidak ada pihak yang keberatan. Namun, Moskow telah mengisyaratkan hanya akan menyetujui perpanjangan perjanjian itu, jika pembatasan yang mempengaruhi ekspor Rusia juga dicabut.
Ekspor pertanian Rusia belum secara eksplisit ditargetkan oleh Barat, tetapi Moskow mengatakan sanksi atas pembayaran, logistik, dan industri asuransinya merupakan penghalang untuk dapat mengekspor biji-bijian dan pupuk Rusia.
"Masih banyak pertanyaan tentang penerima akhir, pertanyaan tentang ke mana sebagian besar gandum akan dikirim. Dan tentu saja, pertanyaan tentang bagian kedua dari perjanjian sudah diketahui semua orang," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Rusia mengeluh bahwa biji-bijian Ukraina yang diekspor berdasarkan kesepakatan itu akan dikirim ke negara-negara kaya. "Bagian kedua" mengacu pada nota kesepahaman dengan PBB yang memfasilitasi ekspor makanan dan pupuk Rusia.
Your browser doesn’t support HTML5
Kyiv: kesepakatan biji-bijian harus diperpanjang
Kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan kesepakatan biji-bijian adalah bagian dari rencana negara untuk mengakhiri perang dan harus diperpanjang tanpa batas waktu.
Andriy Yermak, dikutip oleh kantor berita Interfax Ukraina, mengatakan setiap saran untuk mengakhiri inisiatif biji-bijian tersebut merupakan "tekanan pada perantaranya, yaitu Turki dan PBB."
"Paling tidak (kesepakatan) harus diperpanjang dengan jangka waktu yang sama seperti sebelumnya," kata Yermak kepada wartawan.
Zelenskyy dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengadakan pembicaraan di Kyiv pada hari Rabu untuk memperpanjang kesepakatan, yang menurut Guterres adalah "sangat penting".
Tidak ada rencana untuk pembicaraan langsung antara Guterres dan Presiden Rusia Vladimir Putin, kata Kremlin.
BACA JUGA: Tentara Ukraina Menunggu Dikirim ke Medan "Maut" di BakhmutMenteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada konferensi pers pada hari Kamis (9/3) bahwa apa yang disebutnya "dua bagian" dari kesepakatan itu, memastikan ekspor biji-bijian Ukraina yang aman dan menghilangkan hambatan ekspor Rusia, "terkait erat."
"Bagian pertama sedang dilaksanakan, dan kami memenuhi semua kewajiban kami dalam hal ini bersama dengan rekan Turki kami," kata Lavrov. "Bagian kedua tidak diterapkan sama sekali."
"Jika kita berbicara tentang kesepakatan, itu adalah kesepakatan satu paket. Anda hanya dapat memperpanjang apa yang sudah diterapkan, dan jika paket tersebut hanya setengah diterapkan, maka isu perpanjangan (kesepakatan) menjadi cukup rumit," kata Lavrov.
Pejabat tinggi perdagangan AS, Rebeca Grynspan, akan membahas kesepakatan biji-bijian dengan pejabat senior Rusia di Jenewa minggu depan.
Ukraina sejauh ini telah mengekspor lebih dari 23 juta metrik ton terutama jagung dan gandum di bawah prakarsa tersebut, menurut PBB. Tujuan utama utama pengiriman adalah China, Spanyol, Turki, Italia, dan Belanda.
"Ekspor Ukraina, serta Rusia, makanan dan pupuk sangat penting untuk ketahanan pangan global dan harga pangan," kata Guterres kepada wartawan, Rabu (8/3). [pp/ft]