Rusia, Saudi Berencana Genjot Produksi Minyak, Harga Turun

Kapal tanker minyak di pelabuhan Yangzhou, Provinsi Jiangsu, Chia, 1 Maret 2016.

Harga minyak turun lagi, Senin (18/6/2018), terseret oleh perkiraan bahwa Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan para sekutunya akan menggenjot kembali produksi minyak, Reuters melaporkan.

Harga minyak berjangka Brent, yang menjadi acuan harga minyak internasional, diperdagangkan turun 39 sen atau 0,5 persen dari penutupan terakhir, menjadi $73.05 per barel.

Penurunan lebih tajam terjadi untuk harga minyak berjangka AS, West Texas Intermediate, yaitu sebanyak 82 sen atau 1,3 persen dari penutupan terakhir, menjadi $64,24 per barel.

Harga masih melanjutkan tren penurun sejak Jumat (15/6/2018), yang hari itu turun sekitar 3 persen, ditekan oleh kekhawatiran mengenai kenaikan pasokan dan perang dagang AS-China.

“Harga minyak terpuruk..setelah Rusia dan Arab Saudi tampak sudah memastikan kenaikan produksi,” kata Stephen Innes, kepala perdagangan Asia/Pasifik di perusahaan pialang kontrak berjangka, OANDA.

OPEC, yang secara de-facto dipimpin oleh Arab Saudi dan para sekutunya, termasuk Rusia, telah membatasi produksi sejak awal 2017. Merek akan bertemu di Wina pada 22 Juni untuk memutuskan kebijakan produksi.

“Para pengamat industri memperkirakan kenaikan produksi,” kata Innes. Meski dia menambahkan “besaran dan waktu kenaikan produksi masih belum pasti."

Selain itu, pasar juga dihantui oleh ancaman China untuk menerapkan bea impor terhadap minyak Amerika sebagai tindakan balasan sejumlah sanksi-sanksi impor baru yang diterapkan Washington kepada China. Para analis mengatakan hal itu bisa menjadi pertikaian dagang serius antara dua ekonomi terbesar di dunia. [ft]