Menteri Pertahanan Sergei Shoigu juga menyampaikan klaim sebelumnya yang dibuat oleh kementeriannya dalam pernyataan online Selasa (30/5), bahwa lima dari delapan drone yang menarget ibu kota Rusia dan sekitarnya telah ditembak jatuh. Sistem tiga drone lainnya berhasil dibuat macet sehingga menyimpang dari jalur sasaran.
“Pagi ini, rezim Kyiv melakukan aksi teror di wilayah Moskow terhadap - izinkan saya menekankannya - sasaran sipil. Serangan itu melibatkan delapan drone. Semuanya hancur,” tandas Shoigu.
Shoigu juga mengatakan, tanpa memberi bukti, bahwa serangan Rusia baru-baru ini terhadap Ukraina menghantam sistem Patriot yang dipasok Amerika dan ditempatkan di Kyiv. Serangan Rusia juga menghantam "depot senjata Barat" di bagian barat dan selatan Ukraina.*
Klaim Barat bahwa senjata yang dipasok ke Ukraina seharusnya tidak digunakan untuk menyerang wilayah Rusia adalah bohong, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
Dalam konferensi pers setelah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Burundi Albert Shingiro, Selasa, Lavrov menambahkan, “Tidak diragukan bahwa rezim Kyiv telah lama beralih ke metode teroris langsung. Untuk melakukan ini, mereka menggunakan senjata yang dipompa Barat ke rezim ini.”
BACA JUGA: Rusia Tuding Ukraina Soal Serangan Drone di MoskowLavrov juga mengklaim bahwa negara-negara Barat mendukung genosida Rusia. “Kesimpulannya sangat sederhana - Barat secara langsung mendukung genosida,” cetusnya.
Pemilik perusahaan militer Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengungkapkan kemarahannya pada Kementerian Pertahanan Rusia setelah Shoigu melaporkan serangan pada Selasa pagi. Ia menuduh kementerian tersebut tidak berbuat cukup untuk mencegah serangan.
Untuk pertama kalinya serangan itu membawa konflik ke warga sipil di ibu kota Rusia. Walikota Moskow, Sergei Sobyanin, mengatakan, serangan menyebabkan “kerusakan kecil” pada beberapa bangunan.
Your browser doesn’t support HTML5
Penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, membantah tuduhan Rusia. Kepada jurnalis Rusia Alexander Plushhev dalam acara di YouTube-nya, Podolyak mengatakan, "Mungkin tidak semua drone siap menyerang Ukraina dan ingin kembali ke pengirim mereka dan bertanya - "Mengapa kalian mengirim kami untuk menghantam anak-anak Ukraina dan Kyiv?"
Podolyak menambahkan, serangan di Moskow adalah "peristiwa yang kurang menarik" bagi Ukraina. Upaya mereka saat ini diarahkan untuk memperkuat sistem pertahanan udara di ibu kota Kyiv. [ka/lt]