Rusia siap merampungkan sebuah perjanjian dengan negara-negara ASEAN, termasuk penyebutan yang kontroversial mengenai navigasi maritim dan militerisasi Laut China Selatan.
Perjanjian yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan ke-10 negara anggota ASEAN itu merupakan bagian dari upaya Presiden Rusia Vladimir Putin untuk meluaskan pengaruhnya di kawasan.
Putin dan Presiden Indonesia Jokowi menandatangani sebuah perjanjian hari Rabu untuk membentuk kemitraan mengenai berbagai isu penting. Putin mengatakan, kedua pihak telah sepakat untuk memperluas kontak antara menteri-menteri pertahanan dan badan-badan keamanan.
Perjanjian yang dijadwalkan akan diadopsi hari Jumat itu menyatakan bahwa ASEAN dan Rusia sepakat untuk memperdalam kerjasama politik, keamanan, kontraterorisme dan ekonomi di kawasan Asia Pasifik dengan tujuan mengupayakan kemitraan strategis.
Beberapa negara ASEAN memiliki klaim tumpang tindih terhadap laut tersebut, terutama China, Vietnam dan Filipina.