Rusia mengumumkan hari Kamis (30/3) telah menahan seorang reporter Wall Street Journal (WSJ) Evan Gershkovich di kota Yekaterinburg, di timur Rusia, atas tuduhan spionase.
Wartawan berusia 31 tahun itu bekerja untuk WSJ Biro Moskow dan memegang akreditasi pers Rusia resmi, kata surat kabar itu. Ia telah bekerja di Rusia sejak 2017.
Amerika Serikat mengutuk penahanan tersebut. Penahanan itu merupakan yang pertama kalinya dilakukan terhadap seorang koresponden AS atas tuduhan spionase sejak Perang Dingin.
“Penargetan warga negara AS oleh pemerintah Rusia benar-benar tidak dapat diterima,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby. “Kami juga mengutuk penargetan dan penindasan wartawan yang terus berlanjut oleh pemerintah Rusia.”
Badan Keamanan Rusia, FSB, merilis sebuat pernyataan yang mengatakan bahwa pihaknya telah “menghentikan aktivitas ilegal” Gershkovich, karena ia “dicurigai melakukan aktivitas mata-mata untuk kepentingan pemerintah Amerika.”
WSJ membantah klaim tersebut dan menuntut pembebasan Gershkovich dengan segera.
“Kami berdiri dalam solidaritas dengan Evan dan keluarganya,” kata WSJ dalam sebuah pernyataan.
Lembaga pemantau media Reporters Without Borders mengatakan, Gershkovich sedang melakukan liputan investigasi tentang kelompok tentara bayaran Wagner ketika ditangkap.
Januari lalu, AS mengumumkan sanksi terhadap Wagner, yang telah mendukung Rusia dalam perang di Ukraina.
Akhir tahun lalu, Gedung Putih menyebut Wagner telah menerjunkan sekitar 50.000 petempurnya ke Ukraina dan banyak di antaranya direkrut dari penjara-penjara Rusia.
BACA JUGA: Rusia di Ukraina Telah “Sangat Kacaukan Sistem Pelatihan Militer Rusia”FSB menuduh Gershkovich mengumpulkan informasi tentang “kompleks industri militer.”
Tuduhan itu kembali disampaikan oleh juru bicara kementerian luar negeri Rusia, Maria Zakharova, dan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, yang sama-sama menuduh Gershkovich “tertangkap basah.”
National Press Club, yang bermarkas di Washington, pada Kamis menuntut pembebasan Gershkovich dengan segera dalam sebuah pernyataan bersama dari sang presiden, Eileen O’Reilley, dan ketua National Press Club Journalism Institute Gil Klein.
“Evan Gershkovich adalah seorang wartawan. Ia harus dibebaskan sesegera mungkin tanpa cedera dan diizinkan kembali melanjutkan liputannya yang penting,” demikian bunyi pernyataan itu. “Kami menganggap ini sebagai penahanan yang tidak adil dan meminta Departemen Luar Negeri (AS) menganggap penahanannya sebagai hal tersebut sekarang juga.”
BACA JUGA: Dicurigai Sebagai Mata-Mata, Wartawan Wall Street Journal Ditahan RusiaBeberapa warga negara AS ditahan di Rusia. Baik Washington maupun Moskow telah saling tuduh melakukan penangkapan bermotif politik, demikian laporan Agence France-Presse.
Februari tahun lalu, bintang basket AS Brittney Griner ditangkap di Rusia karena membawa minyak ganja dalam jumlah kecil di dalam wadah rokok elektroniknya. Ia divonis penjara sembilan tahun dan ditransfer ke kamp pekerja penjara. Grinner kemudian dibebaskan Desember lalu setelah dilakukan pertukaran tahanan dengan pedagang senjata Rusia, Viktor Bout.
Januari lalu, Rusia juga membuka kasus kejahatan terhadap seorang warga negara AS yang tidak diungkap identitasnya, yang dituduh melakukan aktivitas mata-mata.
Mantan marinis Paul Whelan divonis penjara 16 tahun atas dakwaan spionase di penjara di luar Moskow.
Rusia menjadi tempat yang semakin menyulitkan kerja-kerja jurnalistik dalam beberapa tahun terakhir, di mana pihak berwenang kerap menggunakan undang-undang agen asing dan peraturan lainnya untuk menekan media, menurut organisasi-organisasi HAM.
Ketika Rusia menginvasi Rusia pada Februari 2022, Moskow menerbitkan peraturan dan undang-undang baru soal cara media dapat meliput perang tersebut, yang mengandung sanksi berat bagi pelanggarnya.
Sejumlah koresponden asing sebelumnya telah melaporkan penguntitan yang mereka alami saat meliput di Rusia, khususnya ketika liputan itu dilakukan di luar kota-kota utama.
Gershkovich telah bekerja untuk WSJ selama setahun lebih untuk meliput Rusia dan Ukraina.
Beberapa laporannya yang terakhir mencakup liputan tentang masakah perekonomian di Rusia, kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Moskow, dan pesawat jet Rusia yang menabrak pesawat nirawak AS di atas Laut Hitam.
Sebelum bergabung dengan WSJ, Gershkovich bekerja untuk AFP di Moskow dan menjadi reporter untuk The Moscow Times selama tiga tahun. Ia juga sempat menjadi asisten redaktur berita untuk The New York Times.
AFP melaporkan bahwa keluarga Gershkovich berimigrasi ke AS dari Rusia ketika ia kecil. [rd/jm]