Rusia, hari Selasa (25/10) mengatakan, tidak ada pasukan Rusia dan Suriah telah melakukan serangan udara terhadap Aleppo dalam tujuh hari terakhir.
Juru bicara militer Igor Konashenkov mengatakan, tidak ada pesawat Rusia maupun Suriah mendekat ke kota itu, di tengah upaya keras untuk mengerahkan bantuan kemanusiaan kepada ratusan ribu penduduknya yang terperangkap di sana.
Konashenkov menambahkan, enam jalur tetap terbuka untuk orang-orang yang hendak meninggalkan Aleppo yang dikuasai pembrontak.
Waktu tujuh hari itu termasuk tiga hari gencatan senjata yang berakhir Sabtu. Lembaga pemantau hak asasi manusia Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris melaporkan serangan udara di Aleppo dimulai kembali tak lama setelah gencatan senjata berakhir.
Juga ada tuduhan dari Rusia dan Suriah bahwa pemberontak mencegah penduduk mempergunakan gencatan senjata untuk melarikan diri. Sementara itu, pemimpin pemberontak mengatakan, kebanyakan warga sipil enggan meninggalkan puing-puing Aleppo karena tidak percaya kepada pemerintah Suriah dan takut dengan nasib mereka seandainya mereka pergi.
Sebanyak 300 ribu penduduk sipil terperangkap di Aleppo timur, dengan persediaan makanan dan obat-obatan darurat yang minim. Tidak ada bantuan yang masuk kota itu sejak awal Juli, dan PBB memperingatkan, pembagian makanan akan habis pada akhir bulan ini. [jm]