Menteri luar negeri Rusia mengatakan Moskow "tidak berencana menjual" sistem pertahanan udara canggih kepada Suriah.
Menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov menanggapi pertanyaan di Warsawa hari Jumat (10/5) tentang laporan Wall Street Journal yang mengatakan bahwa penjualan baterai rudal S-300 buatan Rusia ke Damaskus sudah di ambang pintu.
Tapi meskipun menyangkal laporan tentang adanya penjualan baru, Lavrov mengatakan Rusia sebelumnya telah menandatangani perjanjian dengan Suriah dan "sedang menyelesaikan pengiriman perlengkapan - sesuai kontrak yang disepakati - yakni teknologi anti-pesawat''
Lavrov tidak mengatakan apakah perjanjian penjualan sebelumnya mencakup baterai rudal S-300, meskipun ia mengatakan pengiriman itu sesuai dengan hukum internasional.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk bekerja sama guna mengakhiri pertumpahan darah di Suriah.
Kedua pemimpin itu bertemu hari Jumat di Sochi, kota resor di Laut Hitam, di mana Cameron memberitahu para wartawan Inggris, bahwa Rusia dan Amerika "harus segera berbuat lebih banyak" karena "sejarah Suriah sedang ditulis dengan darah rakyatnya."
Perdana menteri Inggris itu juga sangat mendukung kesepakatan awal pekan ini antara Amerika dan Rusia untuk mendesak diadakannya pembicaraan damai antara pemerintah Suriah dan kelompok oposisi pada sebuah konferensi internasional.
Tapi meskipun menyangkal laporan tentang adanya penjualan baru, Lavrov mengatakan Rusia sebelumnya telah menandatangani perjanjian dengan Suriah dan "sedang menyelesaikan pengiriman perlengkapan - sesuai kontrak yang disepakati - yakni teknologi anti-pesawat''
Lavrov tidak mengatakan apakah perjanjian penjualan sebelumnya mencakup baterai rudal S-300, meskipun ia mengatakan pengiriman itu sesuai dengan hukum internasional.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk bekerja sama guna mengakhiri pertumpahan darah di Suriah.
Kedua pemimpin itu bertemu hari Jumat di Sochi, kota resor di Laut Hitam, di mana Cameron memberitahu para wartawan Inggris, bahwa Rusia dan Amerika "harus segera berbuat lebih banyak" karena "sejarah Suriah sedang ditulis dengan darah rakyatnya."
Perdana menteri Inggris itu juga sangat mendukung kesepakatan awal pekan ini antara Amerika dan Rusia untuk mendesak diadakannya pembicaraan damai antara pemerintah Suriah dan kelompok oposisi pada sebuah konferensi internasional.