Rusia, Selasa (18/7) mengatakan melancarkan serangan terhadap Odesa dan Mykolaiv di pesisir Laut Hitam Ukraina sebagai pembalasan atas serangan hari Senin (17/7), yang merusak jembatan penting yang menghubungkan Rusia dengan Semenanjung Krimea.
Kementerian Pertahanan Rusia mengemukakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya menargetkan berbagai fasilitas yang terlibat dalam apa yang disebutnya “tindakan teroris” yang dilakukan dengan drone-drone laut, termasuk galangan kapal di dekat Odesa dan gudang-gudang bahan bakar Ukraina.
Serangan hari Senin terhadap jembatan itu menewaskan sepasang warga sipil dan mencederai anak mereka, serta merusak permukaan jalan dan menghentikan lalu lintas di jembatan itu, kata Rusia.
Jembatan itu merupakan jalur logistik militer penting yang mendukung pasukan Rusia dalam invasi mereka terhadap Ukraina.
BACA JUGA: Ledakan di Jembatan Krimea Tewaskan Dua Orang, Ancam Jalur Suplai Perang RusiaMiliter Ukraina, Selasa (18/7) mengatakan Rusia menggunakan rudal jelajah dan drone Shahed buatan Iran untuk menyerang wilayah Odesa Senin malam, menyebabkan kerusakan pada fasilitas pelabuhan dan rumah-rumah.
Militer Ukraina mengatakan pertahanan udaranya menembak jatuh enam rudal Kalibr selain 21 drone di angkasa Odesa, tetapi puing-puing drone dan gelombang ledakan telah menyebabkan kerusakan di darat.
Ukraina juga menyatakan menembak jatuh drone di wilayah Mykolaiv di bagian selatan negara itu, dengan militer mencegat 31 dari 36 drone di berbagai penjuru negara itu.
Kawasan Odesa adalah lokasi beberapa pelabuhan yang menjadi bagian dari Prakarsa Biji-bijian Laut Hitam yang diperantarai PBB dan Turki untuk memfasilitasi ekspor biji-bijian Ukraina ke pasar dunia.
Setelah Rusia Senin menyatakan mengakhiri partisipasinya dalam perjanjian yang memungkinkan jalur aman bagi ekspornya yang melewati kapal-kapal perang Rusia di Laut Hitam, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengusulkan dilanjutkannya upaya dengan Ukraina, PBB dan Turki bersama-sama memastikan “pengoperasian koridor pangan dan inspeksi kapal.”
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov Selasa memperingatkan bahwa pengaturan semacam itu tidak akan aman tanpa partisipasi Rusia.
“Tanpa jaminan keamanan yang tepat, akan muncul risiko tertentu di sini. Jika (perjanjian mendatang) diformalkan tanpa Rusia, maka risiko-risiko ini harus dipertimbangkan,” kata Peskov.
Kapal terakhir yang meninggalkan Ukraina melalui koridur laut itu meninggalkan pelabuhan Odesa pada hari Minggu dan tiba di Istanbul pada hari Senin. [uh/ab]