Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh NATO meningkatkan retorika, serta memperluas dan memajukan infrastruktur militernya yang terletak dekat perbatasan negaranya.
Putin menuduh NATO mengabaikan seruan Rusia untuk menjalin kerjasama yang lebih erat, dan mengatakan perlunya sebuah sistem keamanan kolektif modern di luar NATO yang setara bagi semua negara.
Berbicara di hadapan majelis rendah parlemen Rusia, Rabu, ia menambahkan bahwa Rusia siap berdialog namun tidak mendapat tanggapan positif, seolah seperti menjelang Perang Dunia Kedua.
Putin mendesak para legislator untuk mendukung tanggapan Rusia terhadap aksi NATO, termasuk memperkokoh kapasitas pertahanan Rusia. Dalam kesempatan yang sama, sewaktu menegaskan sikap Moskow dalam aneksasi Krimea, Putin memuji lembaga legislatif itu.
AS dan pemerintah-pemerintah lain di Eropa barat dan timur semakin mengkhawatirkan tindakan militer Rusia sejak 2014 ketika Kremlin menganeksasi wilayah Krimea dari Ukraina, yang kemudian diikuti dukungan Moskow atas pergolakan separatis di Ukraina timur.
Estonia, Latvia, Lithuania dan Polandia khususnya was-was atas apa yang mereka anggap sebagai langkah-langkah agresif Rusia, dan meminta NATO memperluas keberadaannya di negara mereka untuk mencegah kemungkinan Rusia mengambil tindakan yang tidak mereka inginkan.
NATO mengumumkan sebelumnya akan mengerahkan empat batalion ke Estonia, Latvia, Lithuania dan Polandia untuk mengonter Rusia yang semakin agresif, menjelang KTT Warsawa bulan depan.
Pada bulan Mei, Rusia mengatakan akan mengerahkan tiga divisi pasukannya di sepanjang perbatasan tenggaranya untuk mengonter keberadaan militer NATO yang meningkat di Eropa timur. [ab/as]