Rusia mengatakan, Senin (4/10), pihaknya telah meluncurkan misil jelajah hipersonik baru dari kapal selam, uji coba terbaru dari senjata-senjata baru yang dibanggakan Presiden Vladimir Putin sebagai "tak terkalahkan".
Moskow dalam beberapa tahun terakhir menggembar-gemborkan pengembangan senjata yang diharapkannya memberi keunggulan dalam perlombaan senjata dengan Amerika Serikat pada saat meningkatnya ketegangan dengan Barat.
Misil hipersonik dapat menempuh perjalanan lebih dari lima kali kecepatan suara dan melakukan manuver di tengah penerbangan, sehingga membuatnya jauh lebih sulit dilacak dan dicegat dibandingkan dengan misil tradisional.
Militer Rusia mengatakan, Senin (4/10), bahwa mereka telah menembakkan misil Zirkon dari kapal selam nuklir Severodvinsk dan mencapai target uji di Laut Barents di Kutub Utara Rusia.
"Uji coba peluncuran misil Zirkon dari kapal selam nuklir dianggap berhasil," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataannya.
Kementerian itu merilis rekaman video yang menunjukkan nyala api yang ditimbulkan pergerakan misil menerangi langit malam.
Zirkon telah menjalani beberapa tes dalam beberapa tahun terakhir, termasuk peluncuran dari kapal fregat Admiral Gorshkov.
Putin menggunakan pidato kenegaraannya pada tahun 2018 untuk mengungkapkan kepemilikan negara itu akan senjata-senjata hipersonik baru, termasuk Zirkon. Menurutnya, Zirkon dapat mencapai target di laut dan di darat dalam jangkauan 1.000 kilometer.
Zircon tampaknya akan bergabung dengan kendaraan luncur hipersonik Avangard yang mulai beroperasi pada 2019 dan misil Kinzhal (Dagger) yang diluncurkan dari udara di gudang senjata Rusia.
Peluncuran itu dilakukan seminggu setelah Korea Utara mengatakan telah menguji senjata hipersonik baru, yang sekaligus menjadikannya negara terbaru yang bergabung dalam perlombaan senjata hipersonik.
Para ahli sepakat bahwa, setidaknya untuk saat ini, Rusia memiliki keunggulan dalam pengembangan senjata hipersonik. [ab/uh]