Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kepada media pemerintah bahwa pemerintah Ukrainalah yang memutuskan berapa lama pertempuran di negara itu akan berlangsung.
Rusia meluncurkan konflik itu dengan menyerbut negara tetangganya tersebut 10 bulan silam. Kantor berita Tass mengutip Lavrov yang mengatakan Ukraina “dapat menghentikan perlawanan tidak masuk akal ini kapan pun.”
Lavrov mengatakan Ukraina mengetahui proposal Rusia bagi “demiliterisasi dan denazifikasi” wilayah Ukraina dan penghapusan ancaman Ukraina terhadap Rusia, termasuk di empat daerah yang diklaim telah dianeksasi Rusia. Masyarakat internasional dengan tegas menolak klaim aneksasi itu terhadap Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia.
Lavrov menambahkan bahwa jika Ukraina tidak memenuhi tuntutan Rusia, “isu ini akan diputuskan oleh militer Rusia.”
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah mengatakan Rusia dapat menghentikan perang yang dimulainya kapan saja dengan menarik pasukannya serta memulihkan kedaulatan, kebebasan dan integritas teritorial Ukraina.
“Mobilisasi total, upaya memperoleh amunisi, kontrak rahasia dengan Iran, maupun ancaman Lavrov tidak akan membantu,” kata pembantu Zelenskyy Mykhailo Podolyak dalam cuitan hari Selasa. “Rusia perlu menghadapi kenyataan. Ukraina akan mendemiliterisasi Federasi Rusia sampai akhir, menyingkirkan penjajah dari semua wilayah yang diduduki.”
Dalam pidato hariannya Senin malam, Zelenskyy membahas situasi sulit di garis depan di Bakhmut, Kreminna dan daerah-daerah lain di Donbas, yang ia katakan, “membutuhkan kekuatan dan konsentrasi maksimum.”
Ia mengatakan Rusia menggunakan semua sumber daya yang tersedia “untuk memaksakan setidaknya beberapa kemajuan.” [uh/ab]