Rusia Kecam Ancaman Barat Soal Sanksi Baru Terkait Ukraina

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Paris (24/2).

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut ancaman itu sebuah usaha untuk mengalihkan perhatian dari perlunya mematuhi ketentuan-ketentuan gencatan senjata, yang baru-baru ini benar-benar ditegakkan.

Rusia menentang negara-negara Barat yang ingin memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Moskow dengan mengatakan bahwa ancaman seperti itu menunjukkan bahwa Barat menolak mematuhi kesepakatan gencatan senjata di Ukraina timur.

Baik Amerika dan para pemimpin Eropa telah mengancam akan memberlakukan sanksi lebih berat terhadap Moskow jika negara itu tidak berhenti mendukung separatis pro-Rusia di Ukraina timur.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Kamis (26/2), menyebut ancaman itu sebuah usaha untuk mengalihkan perhatian dari perlunya mematuhi ketentuan-ketentuan gencatan senjata, yang baru-baru ini benar-benar ditegakkan.

Dalam sebuah konperensi pers, Lavrov mengatakan di balik ancaman itu tersirat rendahnya keinginan Amerika, Uni Eropa, dan organisasi-organisasi terkait untuk mewujudkan apa yang dibentangkan dalam perjanjian Minsk.

Militer Ukraina melaporkan adanya penurunan serangan pemberontak dalam tiga hari terakhir. Namun, hari Kamis, memperingatkan bahwa separatis terus melangsungkan serangan terhadap target-target pemerintah, termasuk di kawasan pinggiran kota pelabuhan Mariupol.