Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov membantah klaim Amerika Serikat bahwa Korea Utara mengirim munisi ke Rusia. Lavrov mengatakan Washington gagal membuktikan tuduhan itu.
Stasiun televisi Pemerintah Rusia menyiarkan komentar Lavrov itu pada Jumat (20/10). Lavrov melakukan lawatan selama dua hari ke Pyongyang pekan ini untuk membahas langkah-langkah meningkatkan hubungan kedua negara.
Lawatan Lavrov itu menindaklanjuti pertemuan puncak antara Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada September.
BACA JUGA:
Putin di China untuk Bertemu 'Sahabatnya' XiGedung Putih mengatakan pada pekan lalu bahwa Korea Utara sudah mengirimkan lebih dari 1.000 kontainer yang berisi peralatan militer dan persenjataan ke Rusia. Gedung Putih juga merilis foto-foto yang menunjukkan kontainer-kontainer itu dimuat ke dalam kapal berbendera Rusia sebelum dikirim melalui jalur kereta ke barat daya Rusia.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan AS yakin Kim sedang mengincar teknologi-teknologi persenjataan canggih milik Rusia untuk meningkatkan program militer dan nuklir Korea Selatan. Hal itu sebagai balasan atas pengiriman munisi.
Dengan nada mencibir, Lavrov mengomentari klaim AS, "Amerika terus saja menuduh semua orang."
"Saya tidak mengomentari rumor," imbuhnya.
Sejak tahun lalu, AS menuduh Korea Utara menyediakan amunisi, selongsong artileri, dan roket-roket ke Rusia untuk peperangan di Ukraina. Para pejabat Korea Selatan menuduh senjata-senjata yang dipasok oleh Korea Utara sudah digunakan di Ukraina.
Pada Kamis (19/10), Lavrov dan Kim membahas upaya-upaya bersama untuk memperluas hubungan bilateral di seluruh sektor dan membahas isu-isu utama yang menjadi kekhawatiran bersama, stasiun pemberitaan resmi Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA), melaporkan.
Lavrov menggambarkan pembicaraan berlangsung "komprehensif". Dia mengatakan "Kami punya satu pemahaman bagaimana menjalankan kesepakatan" antara Putin dan Kim.
BACA JUGA: Kim Jong-un Beri Pengarahan di Sejumlah Pabrik Senjata BesarSetelah dia tiba d Pyongyang, Lavrov menyampaikan kata sambutan.
"Persahabatan kami tidak ditujukan untuk melawan siapa pun. (Persahabatan) itu bertujuan untuk membantu mempromosikan proyek-proyek yang membawa keuntungan bersama," katanya.
Lavrov juga mengatakan kepada para wartawan bahwa dia mendukung diadakannya pembicaraan berkala mengenai masalah-masalah keamanan di Semenanjung Korea, bersama Korea Utara dan China. [ft/ah]