Pemerintah Rwanda, pada Selasa (24/1), mengatakan jet tempur dari Republik Demokratik Kongo (DRC) telah melanggar wilayah udaranya, mendorong pasukan pertahanannya untuk membalas aksi tersebut.
Sebuah video yang dibagikan secara luas di media sosial Kongo memperlihatkan sebuah proyektil ditembakkan ke arah sebuah pesawat militer, sebelum meledak di udara dekat pesawat yang terus melesat. Kantor berita Reuters belum bisa memverifikasi video tersebut.
Insiden itu merupakan perselisihan terbaru antara kedua negara yang hubungannya menegang akibat perselisihan terkait kelompok pemberontak.
Kongo, pakar PBB dan negara-negara Barat menuduh Rwanda mendukung kelompok pemberontak M23 di wilayah Kongo timur, yang merebut beberapa kota dan desa dalam serangan tahun lalu. Rwanda sendiri membantah terlibat dalam serangan tersebut.
Para pemimpin di kawasan itu menengahi kesepakatan pada November di mana kelompok yang dipimpin etnis Tutsi seharusnya mundur dari posisi yang baru direbut itu paling lambat 15 Januari sebagai bagian dari upaya untuk mengakhiri konflik yang telah membuat sedikitnya 450.000 orang mengungsi.
Presiden Kongo Felix Tshisekedi pekan lalu mengatakan pemberontak belum sepenuhnya mundur dari daerah itu.
"RDF (Angkatan Pertahanan Rwanda) menembaki jet tempur dari DRC yang melanggar wilayah udara Rwanda di Rubavu - daerah sama yang dilanggar sebelumnya," kata juru bicara pemerintah Rwanda Yolande Makolo dalam sebuah pernyataan.
Makolo mengatakan jet itu melanggar wilayah udaranya pada pukul 17:03 waktu setempat, mendorong pemerintah untuk mengambil tindakan pertahanan. "Rwanda meminta DRC untuk menghentikan agresi ini," katanya. [my/lt]