Jumlah kasus COVID-19 kembali melonjak secara global, di mana sebagian besar diakibatkan oleh munculnya varian baru virus penyebab penyakit, yang disebut Omicron BA.5, yang jauh lebih menular daripada pendahulunya dan mampu menembus kekebalan pada banyak orang.
Di AS, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) minggu ini merilis data yang menunjukkan bahwa varian BA.5 saat ini menjadi penyebab bagi lebih dari setengah kasus baru yang muncul, dan kemungkinan akan terus mengungguli varian Omicron yang masih beredar.
Penularan varian baru ini juga melintasi beberapa negara. Di Amerika, Brasil dan Meksiko kasus varian BA.5 mengalami kenaikan. Di Eropa, kasus meningkat di seluruh benua itu, termasuk antara lain di Jerman, Prancis, Italia, Spanyol dan Yunani. Inggris juga mengalami peningkatan kasus.
BACA JUGA: WHO: Dunia Harus Siap Hadapi Gelombang Baru COVID-19 di Masa DepanDi Asia, kasus COVID varian BA.5 antara lain meningkat di Jepang, Korea Selatan dan India. Kasus juga meningkat di Australia dan Selandia Baru.
Minggu ini, Beijing menjadi kota besar pertama di China daratan yang mengadopsi persyaratan vaksinasi bagi semua orang untuk memasuki ruang publik. Mulai Senin (4/7), setiap individu harus memberikan bukti vaksinasi untuk memasuki berbagai bangunan umum di kota itu.
Pakar kesehatan masyarakat memperingatkan bahwa meskipun fakta bahwa tingkat kematian akibat COVID-19 masih rendah di AS, varian Omicron BA.5 tetap menjadi perhatian utama. Bukti-bukti menunjukkan bahwa infeksi COVID-19 sebelumnya hanya memberikan sedikit perlindungan atau bahkan tidak sama sekali terhadap infeksi ulang dengan varian baru ini.
Dalam gelombang infeksi terdahulu, biasanya diasumsikan bahwa kekebalan seseorang yang telah pulih dari serangan COVID-19 akan meningkat sehingga memberikan perlindungan kekebalan terhadap infeksi ulang untuk jangka waktu yang signifikan. [lt/rs]