Saham Asia, Eropa Rebound Jelang Perundingan Dagang AS-China

Seorang pria berjalan melewati papan elektronik yang menunjukkan angka indeks rata-rata Nikkei (kiri) dan Dow Jones Industrial Average di Tokyo, Jepang, 4 Januari 2019.

Pasar saham Asia, Jumat (4/12) menguat kembali di tengah harapan perundingan perdagangan mendatang antara Amerika dan China akan meredakan sengketa perdagangan yang telah mengguncang pasar global.

Setelah aksi jual global yang dipicu oleh peringatan Apple mengenai pendapatan yang lebih rendah, indeks Hang Seng Hong Kong naik 2,2 persen menjadi 26.626,03 dan Indeks Harga Saham Gabungan Shanghai melonjak 2,1 persen menjadi 2.514, 87. Akan tetapi indeks Nikkei 225 turun 2,3 persen, ditutup pada 19.561,40.

Saham-saham Eropa juga menutup kerugian sebelumnya, dengan Indeks DAX Jerman dan CAC 40 Perancis ditutup hampir 1 persen lebih tinggi.

Apple menyatakan perselisihan dagang Presiden Amerika Donald Trump dengan China sebagai penyebab menyusutnya prospek pendapatan perusahaan itu. Akan tetapi Trump mencuit pembelaannya hari Kamis (3/1), dan mengklaim bahwa “Departemen Keuangan Amerika telah menerima BANYAK miliaran dolar dari tarif yang kami kenakan terhadap China dan negara-negara lain yang telah memperlakukan kami secara tidak adil. Pada saat bersamaan, kami melakukan dengan baik berbagai perundingan dagang yang sekarang ini berlangsung. Pada suatu saat ini harus dilakukan!”

Pemerintah China, Jumat (4/1) menyatakan satu delegasi perdagangan Amerika akan berkunjung ke Beijing pekan depan untuk pembicaraan dua hari mengenai pelaksanaan kesepakatan yang dicapai Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk menunda kenaikan tarif baru.

Pada 1 Desember, kedua pemimpin sepakat untuk menuntaskan pembicaraan mengenai isu-isu teknologi, hak atas kekayaan intelektual dan pencurian siber dalam waktu 90 hari, dan pada saat bersamaan menangguhkan penerapan tarif baru. Para pejabat Amerika menyatakan apabila pembicaraan itu gagal menghasilkan kesepakatan yang memuaskan, Washington akan menaikkan tarif terhadap produk-produk China bernilai 200 miliar dolar dari 10 persen menjadi 25 persen.

CEO Apple Tim Cook menyebut kemerosotan penjualan perusahaan itu diakibatkan oleh perang dagang yang dilancarkan Presiden Trump terhadap China.

Kevin Hassett, ketua Dewan Penasihat Gedung Putih, mengatakan hubungan Amerika-China yang bermasalah akan memaksa perusahaan-perusahaan Amerika lainnya untuk memangkas prakiraan penjualan mereka di China. Bukan hanya Apple, katanya. [uh]