Film Salma Hayek, "Kahlil Gibran's The Prophet" (Sang Nabi), akan ditayangkan di AS mulai bulan depan dan aktris serta salah satu produser film itu mengatakan animasi adalah kunci dalam mengadaptasi buku terbitan 1923 itu ke layar lebar.
Film tersebut, yang didasarkan pada esai puitis penulis Lebanon tersebut, menceritakan kisah seorang gadis kecil keras kepala, Almitra, yang berteman dengan penyair Mustafa yang sedang dipenjara karena karyanya dianggap berbahaya.
Hayek, yang juga menyuarakan ibu Almitra, Kamila, mengatakan bahwa kisah itu paling pas diceritakan lewat animasi.
"Kami dapat berekspresi lebih dalam sensasi lewat seni dan musik dan puisi," ujarnya dalam pemutaran perdana film itu di Los Angeles, Rabu malam (29/7).
"Film ini mengisahkan kebebasan, dan animasi memberikan kami kebebasan untuk lebih setia pada tema film ini."
Aktor peraih nominasi Academy Award Liam Neeson dan Quvenzhane Wallis menyuarakan Mustafa dan Almitra dalam film tersebut.
Hayek, yang kakeknya orang Lebanon, berkunjung ke tempat kelahiran Gibran, desa Bcharre bulan April lalu untuk memberi penghormatan.
"Buku itu sangat ikonik," ujarnya. "Buku itu telah terjual lebih dari 120 juta kopi di seluruh dunia. Ini buku yang sangat dicintai, jadi penting untuk membuat filmnya dengan benar."