Saluran Transmisi Rusak, Jutaan Warga Ekuador Alami Pemadaman Listrik

  • Associated Press

Seorang penjual tampak menunggu pelanggan untuk berbelanja di warungnya di tengah pemadaman listrik yang melanda Kota Quito, Ekuador, pada 18 April 2024. Ekuador kembali mengalami pemadaman listrik pada 19 Juni 2024. (Foto: Reuters/Karen Toro)

Kegagalan pada saluran transmisi energi yang berlangsung pada hari Rabu (19/6) menyebabkan pemadaman listrik yang tak terduga di seluruh Ekuador, kata pemerintah, beberapa hari setelah mengumumkan bahwa akan ada pemadaman listrik di negara itu karena masalah produksi.

Menteri Energi Ekuador Roberto Luque dalam sebuah pesan yang diunggah di X mengatakan bahwa kegagalan tersebut dilaporkan oleh Operator Listrik Nasional negara tersebut dan menyebabkan "pemutusan aliran listrik," sehingga negara itu tidak memiliki layanan energi.

Dia menambahkan bahwa upaya-upaya sedang dilakukan untuk menyelesaikan masalah dan memperbaiki saluran listrik yang rusak sesegera mungkin.

Di beberapa sektor di negara itu, pemadaman listrik berlangsung selama 20 menit, tetapi media dan pengguna media sosial melaporkan bahwa masalah tersebut terus berlanjut di sebagian besar kota.

BACA JUGA: Polisi Ekuador Sita 1 Ton Kokain untuk Pasar Internasional 

Emilia Cevallos, seorang pelayan di sebuah restoran di utara ibu kota, Quito, mengatakan bahwa pemadaman listrik ini cukup mengejutkan.

"Kami pikir hanya di sektor ini saja, tetapi ketika kami pergi, kami menyadari bahwa meskipun beberapa toko telah menyambungkan generator, sebagian besar tidak memiliki listrik," katanya. "Lampu lalu lintas juga tidak berfungsi."

Pemerintah Kota Quito mengatakan pada X bahwa agen-agen lalu lintas dikerahkan untuk mengoordinasikan arus lalu lintas. Quito Metro, perusahaan yang mengoperasikan sistem kereta bawah tanah di kota tersebut, mengatakan bahwa layanan dihentikan sementara karena kegagalan listrik.

Sejak tahun lalu, Ekuador telah menghadapi krisis pembangkit listrik yang menyebabkan penjatahan listrik di seluruh negeri. Pada bulan April, pemerintahan Presiden Daniel Noboa mulai menjatah listrik di kota-kota utama negara itu karena kemarau yang terkait dengan pola cuaca El Nino membuat waduk-waduk kering dan produksi pembangkit listrik tenaga air yang menghasilkan sekitar 75% dari total listrik di negara ini menjadi terbatas. [my/rs]