Satgas Covid-19: Kasus Aktif Corona Secara Nasional Masih Meningkat

Petugas mengenakan APD, saat melakukan tes swab Covid-19 di Jakarta, Senin, 12 Oktober 2020. (AP Photo / Achmad Ibrahim)

Delapan bulan sejak pandemi mulai merebak, kurva Covid-19 belum juga melandai. Bagaimana Satgas Penanganan Covid-19 menanggapi hal ini?

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan secara nasional, angka kasus aktif virus corona terus meningkat, meskipun rata-ratanya sudah di bawah angka kasus aktif dunia. Persentase kasus aktif Indonesia kini 18,1 persen, sementara dunia 22 persen.

“Kami prihatin bahwa kasus aktif secara nasional masih mengalami peningkatan, namun jika dilihat dari persentase kontribusi di 10 Provinsi prioritas ini terhadap kasus nasional, cenderung mengalami penurunan, pada 27 September persentase kasus aktif di 10 provinsi menyumbang 67,62 persen dari kasus aktif nasional,” ujar Wiku dalam telekonferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (15/10).

Jubir Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam telekonferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (15/10) menyayangkan kasus aktif Corona secara nasional masih meningkat (screenshot)

Kesepuluh provinsi prioritas itu adalah, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, Bali, dan Banten.

Namun, persentase angka kesembuhan di 10 provinsi prioritas tersebut mengalami penurunan. Pada 27 September persentase kesembuhan mencapai 79,35 persen, lalu pada 4 Oktober turun lagi menjadi 77,64 persen, dan pada 11 oktober terus turun menjadi 76,81 persen.

Meski persentase kesembuhan menurun, persentase angka kematian di 10 provinsi prioritas tersebut mengalami penurunan. Pada 27 September persentase kematian mencapai 80,18 persen, kemudian pada 4 Oktober menurun menjadi 79,19, dan pada 11 Oktober menjadi menjadi 78,71 persen.

Satgas Soroti Penanganan Pandemi di Jawa Tengah, Bali dan Papua

Pada keterangan persnya, Kamis (15/10), Wiku menyoroti penanganan pandemi di provinsi Jawa Tengah dan juga Papua. Pasalnya persentase kasus aktif di kedua provinsi tersebut terus naiksementara persentase kesembuhan mengalami penurunan. Di Bali, persentase kematian bahkan ikut naik.

Wiku menjelaskan kasus aktif di Jawa Tengah naik menjadi 23,94 persen di 11 Oktober dari 22,49 persen pada 27 September,sementara persentase kesembuhan terus turun hampir satu persen pada 11 Oktober.

Kasus aktif di Papua juga terus mengalami peningkatan dari 35,7 persen pada 27 September menjadi 43,35 persen pada 11 Oktober, sementara persentase kesembuhan terus menurun dari 62,8 persen menjadi 55,21 persen di 11 Oktober.

“Papua sempat mengalami peningkatan persentase meninggal, pada 4 Oktober dari yang sebelumnya 1,34 persen pada 27 September menjadi 1,52 persen. Namun, persentase meninggal dapat ditekan sehingga pada pekan berikutnya menurun kembali menjadi 1,44 persen,” ujar Wiku.

Wiku juga menyoroti persentase kematian yang terus meningkat di Bali. Peningkatan angka kematian di pulau dewata ini terus terjadi selama dua pekan terakhir yakni dari 2,97 persen pada 27 September menjadi 3,17 persen pada 11 Oktober.

Petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) saat mendoakan jenazah orang yang meninggal akibat Covid-19 di krematorium di kawasan Bangli, Bali, 10 Oktober 2020. (Foto: dok).

“Peningkatan kualitas rumah sakit rujukan dan ditambahnya fasilitas isolasi mandiri ataupun Rumah Sakit darurat ini perlu dilakukan untuk dapat membantu menekan angka kematian. Kepada warga Bali, kami mohon jika mengalami gejala Covid-19 -19 untuk segera memeriksakan diri agar dapat ditangani sedini mungkin,” ujarnya.

Vaksin Covid-19 Sedang Dipersiapkan, Masyarakat Jangan Terlena

Pemerintah bergegas melakukan kerja sama pengadaan vaksin Covid-19 dengan berbagai negara. Wiku menegaskan, pemerintah lewat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan memastikan vaksin-vaksin tersebut aman dan efektif sebelum vaksin tersebut didistribusikan kepada jutaan masyarakat di tanah air nantinya.

BACA JUGA: AstraZeneca Siap Pasok 100 Juta Dosis Vaksin Covid-19 untuk Indonesia

“Kita memastikan Badan POM melakukan evaluasi ini terhadap protokol uji klinis yang dilakukan dan selalu melakukan inspeksi dalam pelaksanaan uji klinis tersebut. dan untuk mencapai tujuan memastikan bahwa keamanan dan efektivitas vaksin tersebut tercapai. Selain itu persyaratan mutu produk melalui sertifikasi CPOB, yaitu cara pembuatan obat yang baik, sarana produksi dari vaksin dan juga proses finish product juga diperhatikan dan harapannya nanti bisa diterbitkan izin edar obat baik melalui Badan POM dan sesuai dengan hasil yang didapat,” jelas Wiku.

Meski begitu, Wiku tetap mengingatkan kepada masyarakat agar tetap disiplin dalam memberlakukan protokol kesehatan. Ia menekankan, bahwa vaksin bukanlah satu-satunya solusi bagi penanganan pandemi. Diperlukan perubahan perilaku masyarakat yang masif agar jumlah kasus positif dapat terus ditekan.

Your browser doesn’t support HTML5

Satgas Covid-19: Kasus Aktif Corona Secara Nasional Masih Meningkat

“Walaupun vaksin akan dipersiapkan dan diproduksi dalam waktu jangka waktu yang dekat kita tidak boleh terlena dengan ini. Kita harus memahami bahwa solusi pengendalian Covid-19 tidaklah hanya satu. Saat ini hal yang terbaik yang bisa kita lakukan ada menegakan protokol kesehatan, karena upaya ini adalah yang paling sederhana tapi berdampak sangat besar. Secara ilmiah terbukti bahwa kepatuhan terhadap protokol kesehatan efektif menurunkan tingkat risiko penularan sampai dengan 85 persen.” jelasnya. [gi/ab]