Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa lebih dari 1,4 juta orang di Nigeria timur laut mungkin akan mengalami bencana kelaparan menjelang bulan September karena kekurangan dana bantuan. Sebegitu jauh, hanya 28 persen dari himbauan sumbangan PBB sebesar 1 miliar dolar untuk bantuan kemanusiaan bagi hampir tujuh juta orang di seluruh dunia yang sudah diterima.
Sejak kelompok militan Boko Haram memulai pemberontakan bersenjata melawan pemerintah Nigeria tahun 2009, PBB memperkirakan lebih dari 20 ribu orang telah tewas, hampir dua juta orang kehilangan tempat tinggal dan sekitar 200 ribu orang lari ke negara tetangga Kamerun, Chad dan Niger.
Pasukan pemerintah telah merebut kembali sebagian besar wilayah yang dikuasai Boko Haram. Tetapi situasi keamanan masih rapuh dan dampak yang ditinggalkan pemberontakan itu membuat jutaan orang menghadapi risiko.
Koordinator kemanusiaan PBB di Nigeria, Edward Kallon, mengatakan persediaan pangan sangat kurang dan semua upaya sudah dilakukan untuk mengatasinya tetapi tanpa hasil.
"Meskipun tanggapan telah meningkat secara substansial, situasinya belum teratasi. Jika pendanaan tidak dipertahankan, situasi dapat dengan mudah kembali menjadi bencana kelaparan,” demikian tutur Kallon yang menambahkan bahwa 43 ribu orang telah berada dalam status kelaparan.
Nigeria telah memasuki musim dimana persediaan pangan berada pada titik terendah. PBB memperkirakan 2,8 juta orang akan sangat membutuhkan pangan antara bulan Juni dan September. Ini bertepatan dengan musim hujan dimana diperkirakan akan banyak wabah penyakit.
Deputi Koordinator Kemanusiaan di Nigeria Peter Lundberg mengatakan kepada VOA sekitar 450 ribu anak-anak yang mengalami malnutrisi parah dapat meninggal.
"Kalau mereka meninggal, kemungkinan paling besar adalah karena penyakit yang sebetulnya dapat dicegah jika sistem kekebalan mereka kuat. Jadi yang kita lihat adalah orang meninggal karena penyakit diare atau malaria atau penyakit lain yang tidak akan membuat mereka meninggal jika kondisi nutrisi mereka lebih baik,” ujar Lundberg.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan warga di Nigeria timur laut hidup tanpa perlindungan. Dikatakan bahwa ribuan orang menjadi korban kekerasan dan eksploitasi seksual, dan banyak lainnya telah dimanfaatkan sebagai pembom bunuh diri. [ds]