Satu juta jemaah dari berbagai penjuru dunia berkumpul pada hari Kamis (7/7) di kota suci Makkah, Arab Saudi, untuk melakukan ritual awal ibadah haji.
Haji adalah kewajiban sekali seumur hidup bagi semua Muslim yang mampu secara fisik dan finansial untuk melakukan perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad sekitar 1.400 tahun yang lalu. Jemaah akan menghabiskan lima hari untuk melakukan rangkaian ritual yang dimaksudkan membawa mereka lebih dekat kepada Tuhan.
Salah satu ritual itu adalah berdoa di sekitar Ka'bah yang terletak di tengah halaman Masjidil Haram. Pada hari Kamis, ribuan jemaah tampak mengelilingi Ka'bah. Kerumunan mereka tahun ini terlihat lebih tipis dari biasanya. Mereka bergerak berlawanan arah jarum jam, mengitari bangunan yang melambangkan keesaan Tuhan dalam Islam. Di mana pun mereka berada di dunia, Muslim yang taat menghadap Ka'bah untuk salat setiap hari.
Para jemaah tampaknya tidak memedulikan kemungkinan tertular COVID-19 ketika mereka memadati Masjidil Haram. Suasana ini sangat kontras dengan apa yang terjadi dalam dua tahun terakhir sewaktu jemaah diharuskan menjaga jarak sosial dan mengenakan masker.
Biasanya, pada ritual yang satu ini, para peziarah berebut kesempatan menyentuh dan mencium batu hitam di sudut timur Ka'bah, tetapi pemerintah telah melarang praktik ini. Pihak berwenang Saudi juga tidak mengizinkan jemaah minum air sumur Zamzam dari gelas di masjid, dan menggantinya dengan air zamzam yang telah dikemas sebelumnya dalam botol. Ribuan tenaga medis terlihat siap membantu mereka yang membutuhkan.
Keputusan Saudi untuk mengizinkan sekitar 850.000 Muslim dari luar negeri untuk melakukan ibadah haji tahun ini menandai langkah besar menuju normal. Dua tahun sebelumnya, ibadah haji sangat dibatasi dan dikhususkan untuk mereka yang sudah berada di Saudi.
Sebelum pandemi, jumlah Muslim yang diizinkan melakukan ibadah ini jauh lebih banyak. Pada 2019, angkanya mencapai 2,5 juta orang.
Mereka yang diizinkan melakukan ibadah haji tahun ini harus berusia di bawah 65 tahun, telah divaksinasi dan memperoleh hasil negatif dalam tes COVID-19 setidaknya 72 jam sebelum penerbangan ke Saudi. Para jemaah dipilih dari jutaan pendaftar melalui sistem lotere online.
Setelah virus corona menyerang pada tahun 2020, pihak berwenang Saudi hanya mengizinkan mereka yang telah berada di negara kerajaan itu yang melakukan ibadah haji. Jumlah mereka pun dibatasi hingga 1.000 orang.
Tahun lalu, haji juga dibatasi untuk 60.000 Muslim yang telah divaksinasi lengkap dan tinggal di Arab Saudi. Pembatasan yang belum pernah terjadi ini mengirim gelombang kejutan ke seluruh dunia Muslim, dan menghancurkan impian banyak orang yang telah bertahun-tahun menabung untuk melakukan ibadah ini. [ab/ka]