Satu Pekerja Tambang di Zambia Diselamatkan Setelah Terjebak Selama Sepekan

  • Associated Press

Anggota tentara khusus Zambia terlibat dalam operasi penyelamatan para penambang di Chingola, Zambia, pada 3 Desember 2023. (Foto: AP)

Seorang pria berhasil ditarik keluar dalam keadaan hidup dari sebuah tambang di Zambia setelah terjebak hampir sepekan. Ia dan puluhan penambang ilegal lainnya terjebak tanah longsor yang disebabkan hujan lebat, kata tim penyelamat pada Rabu (6/12).

Dua jenazah juga ditemukan dari bawah puing-puing tambang terbuka di provinsi Copperbelt, di wilayah selatan negara Afrika itu. Pejabat pemerintah mengatakan, lebih dari 30 penambang mungkin masih terjebak di bawah tanah, meskipun mereka tidak yakin akan jumlah pastinya.

Korban berusia 49 tahun itu diselamatkan pada Selasa (5/12) malam, menurut pernyataan Unit Manajemen dan Mitigasi Bencana Zambia. Sang korban mengatakan kepada tim penyelamat, bahwa dia telah berjuang selama lima hari untuk menemukan jalan keluar dari salah satu terowongan yang runtuh di tambang tembaga dekat Kota Chingola, yang berjarak sekitar 400 kilometer di utara ibu kota Zambia, Lusaka, kata pernyataan itu.

Pria itu telah dibawa ke rumah sakit, kata tim penyelamat. Mereka tidak memberikan rincian mengenai kondisi medisnya namun mengatakan dia dapat berbicara dengan petugas dari tempat tidurnya di rumah sakit.

Satu jenazah ditemukan beberapa jam setelah penyelamatan terhadap satu penambang itu, dan jenazah kedua ditemukan dan dikeluarkan pada Rabu malam, namun mereka belum dapat diidentifikasi, kata Unit Manajemen dan Mitigasi Bencana.

BACA JUGA: Elevator Anjlok di Afsel, 11 Pekerja Tambang Tewas

Jenazah tersebut merupakan jenazah pertama yang ditemukan setelah bencana yang terjadi pada pekan lalu.

Setelah penyelamatan, pejabat pemerintah mengatakan kepada wartawan, bahwa 38 keluarga telah melaporkan kerabatnya yang hilang, namun laporan tersebut harus diverifikasi. Pemerintah sebelumnya mengatakan lebih dari 30 penambang terjebak, sementara pihak komisaris distrik mengatakan, setidaknya 36 penambang berada di bawah tanah ketika tanah longsor terjadi dan mengubur mereka.

Pihak berwenang kesulitan menghitung secara pasti berapa banyak orang yang berada di dalam tiga terowongan tersebut, karena mereka diduga merupakan penambang liar yang melakukan penggalian pada malam hari untuk mencari bijih tembaga tanpa sepengetahuan pemilik tambang.

“Secara resmi kami menerima sekitar 38 orang yang keluarganya datang dan mengaku hilang,” kata Menteri Copperbelt, Elisha Matambo.

Presiden Zambia, Hakainde Hichilema, mengunjungi tambang tersebut pada Selasa dan mengatakan dia berharap masih ada yang selamat. Seorang regu penyelamat mengatakan awal pekan ini, bahwa mereka mendengar banyak suara yang datang dari bawah reruntuhan, di salah satu lokasi terowongan dan meningkatkan harapan akan ada orang yang selamat, meskipun ia mengatakan kemungkinan besar juga ada banyak korban jiwa. [ns/rs]