Satu Penyintas Gedung Ambruk di Afsel Ditemukan, Upaya Penyelamatan Berlanjut

  • Associated Press

Petugas melakukan pencarian korban di lokasi runtuhnya bangunan di George, Afrika Selatan, Kamis, 9 Mei 2024. (AP/Penundaan Jerome)

Sejumlah tim penyelamat di Afrika Selatan, Senin (13/5), meningkatkan upaya mereka untuk menemukan lagi penyintas yang masih terperangkap di bawah reruntuhan sebuah bangunan apartemen. Gedung itu ambruk saat sedang dalam tahap konstruksi.

Harapan mereka meningkat pada akhir pekan lalu, sewaktu seorang pekerja konstruksi ditemukan hidup, setelah enam hari tanpa makan dan minum.

Pihak berwenang mengatakan, 24 pekerja konstruksi yang berada di lokasi sewaktu apartemen lima lantai yang belum selesai dibangun itu runtuh, telah dipastikan tewas, sementara 28 lainnya hilang. Angka tersebut meningkatkan kemungkinan korban tewas dapat melampaui 50 orang.

Lebih dari 600 personel darurat dan lainnya telah dilibatkan dalam pencarian penyintas di tengah puing-puing bangunan yang runtuh pada Senin pekan lalu. Bangunan itu terletak di kota George, di pesisir selatan Afrika Selatan.

Ada 81 pekerja di lokasi sewaktu bangunan itu runtuh, dan 29 orang berhasil diselamatkan hidup-hidup, kata pemerintah kota. Disebutkan juga bahwa 13 dari mereka masih dirawat di rumah sakit tanpa memberikan rincian mengenai kondisi mereka. Pemerintah kota itu sebelumnya mengatakan, bahwa banyak penyintas berada dalam kondisi kritis sewaktu mereka ditemukan.

Tim penanggulangan bencana yang mengawasi tanggap darurat itu bersikukuh, bahwa operasi yang berlangsung masih dalam tahap penyelamatan dan bukannya pemulihan, seraya menunjuk pada adanya penyintas yang diselamatkan hari Sabtu.

Seorang korban yang selamat dievakuasi dari lokasi runtuhnya bangunan di kota George, sekitar 400 kilometer timur Cape Town, Afrika Selatan, Selasa, 7 Mei 2024. (AP/Nardus Engelbrecht)

Penyintas itu, diidentifikasi sebagai Gabriel Guambe (32), berada dalam kondisi stabil di rumah sakit dan “hanya mengalami luka ringan,” kata kota. Guambe terperangkap di bawah reruntuhan selama 118 jam, kata pemerintah kota.

Penemuannya dalam keadaan selamat menegaskan harapan para petugas bahwa mungkin masih ada lagi orang yang hidup di dalam ruang-ruang di antara reruntuhan bangunan – area di mana terdapat celah di antara beton yang memungkinkan beberapa pekerja selamat dari keruntuhan.

Tim-tim penyelamat telah menggunakan derek dan alat berat lain untuk memindahkan sebagian dari ribuan ton beton dalam upaya untuk menjangkau lebih dalam lagi ke reruntuhan. Anjing-anjing pelacak juga dikerahkan dan salah satunya menemukan posisi Guambe.

Banyak di antara pekerja itu adalah warga negara asing dari Mozambik, Zimbabwe dan Malawi. Pihak berwenang memanggil penerjemah untuk membantu berkomunikasi dengan para penyintas. Mereka juga mengatakan faktor orang asing ini termasuk yang mempersulit identifikasi korban.

Berbagai investigasi terhadap penyebab keruntuhan bangunan itu sedang berlangsung, termasuk oleh polisi, yang menyatakan tempat itu sebagai lokasi kejahatan. Perusahaan konstruksi yang bertanggung jawab atas bangunan itu sedang diselidiki untuk mengetahui apakah mereka telah mengikuti protokol keselamatan yang tepat.

Orang-orang mulai meletakkan bunga di pinggiran lokasi sebagai tanda penghormatan mereka kepada para korban. Sementara itu, pemerintah kota dan tim tanggap bencana mengeluarkan pernyataan bersama yang meminta warga Afrika Selatan agar mengheningkan cipta pada pukul 14.09 hari Senin, persis waktu ketika gedung itu runtuh pekan lalu. [uh/ns]