Sebuah pernyataan PBB mengatakan ledakan itu terjadi di wilayah Kidal dan bahwa semua korbannya berasal dari Chad.
Sekjen PBB Ban Ki-moon, dalam pernyataan, menekankan bahwa serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB bisa berarti kejahatan perang berdasarkan hukum internasional.
Dia juga mengatakan serangan terhadap penjaga perdamaian regional “tidak akan melemahkan misi untuk menerapkan mandate sepenuhnya” yaitu mengawasi perjanjian perdamaian yang diraih setelah ekstremis berupaya merebut kekuasaan di Mali utara tahun 2012.
Sebuah intervensi militer Perancis kemudian menumpas krisis itu, membuka jalan bagi pasukan penjaga perdamaian yang diterjunkan pada bulan Juli 2013. Misi itu sering ditarget ekstremis. Kantor berita Perancis melaporkan 28 orang tewas tahun ini.
Dewan Keamanan PBB awal tahun ini meningkatkan pasukan penjaga perdamaiannya menjadi 15.200 tentara dan polisi di negara itu. [vm]