Saudi Kutuk Pembunuhan 3 Mahasiswa Muslim di AS

Acara shalat jenazah bagi 3 mahasiswa Muslim di North Carolina, AS (12/2).

Arab Saudi mengutuk pembunuhan tiga mahasiswa Muslim AS di North Carolina pekan lalu sebagai “tindakan teroris yang keji”.

Pemerintah Arab Saudi hari Minggu (15/2) mengutuk pembunuhan tiga mahasiswa Muslim-Amerika di North Carolina pekan lalu sebagai “tindakan teroris yang keji” dan menyerukan diakhirinya tindakan menghasut terhap warga Muslim.

Pernyataan yang dirilis oleh kantor berita resmi Arab Saudi (SPA) itu juga mengutuk “tindakan teroris” baru-baru ini yang menewaskan dua orang di Denmark – satu orang dalam diskusi panel yang mengikutsertakan seorang seniman yang membuat karikatur Nabi Muhammad SAW dan satu orang lainnya tewas di luar sebuah sinagog.

Di Qatar, ribuan orang berpawai di ibukota Doha untuk menyampaikan solidaritas kepada keluarga korban pembunuhan di North Carolina. Pawai itu juga menyerukan perlindungan terhadap terjadinya kejahatan karena kebencian tertentu atau hate-crime, mengingat saat ini ada puluhan ribu orang Arab yang belajar di Amerika karena beasiswa yang diberikan pemerintah Qatar.

Deah Barakat, istrinya Yusor Abu Salha dan adik Yusor – Razan Abu Salha tewas dibunuh oleh tetangga mereka Craig Hicks yang dikenal sebagai atheis dan kerap mengecam semua agama. Pihak keluarga mengatakan ketiganya tewas ditembak di bagian kepala, meski polisi belum menjelaskan bagaimana ketiganya dibunuh. Keluarga korban mengajukan gugatan kejahatan karena kebencian atau hate-crime terhadap Hicks, dan FBI kini sedang menyelidiki kemungkinan motif tersebut. Polisi setempat sebelumnya mengatakan perselisihan soal tempat parkir menjadi motif pembunuhan tersebut, sementara kantor kejaksaan setempat menggambarkan pembunuhan itu sebagai “insiden tersendiri”.

Namun sehari setelah pembunuhan itu, institusi Islam terkemuka di dunia – Al Azhar – menyebut pembunuhan itu sebagai “tindakan teroris pengecut”. Al Azhar yang berpusat di Kairo mengatakan sangat prihatin dengan pembunuhan yang dipicu oleh “rasisme dan Islamophobia”.

Hal yang sama disampaikan Organisasi Kerjasama Islam OKI – blok negara-negara Muslim terbesar di dunia – yang mengatakan pembunuhan itu memicu keprihatinan internasional tentang “meningkatnya sentimen anti-Muslim dan tindakan Islamophobia” di Amerika.