Awal bulan ini, rancangan opini mayoritas oleh Hakim Agung AS Samuel Alito bocor ke publik. Rancangan itu mengindikasikan bahwa Mahkamah Agung AS siap untuk membatalkan keputusan penting Roe v. Wade tahun 1973, sebuah langkah yang akan memungkinkan masing-masing negara bagian untuk melarang aborsi.
Beberapa negara bagian memiliki apa yang disebut “undang-undang pemicu” (trigger law) untuk melarang aborsi ketika Mahkamah Agung mengeluarkan keputusan yang diantisipasi itu, dan beberapa negara bagian lain diperkirakan akan mengikuti jejak jika jaminan federal tentang hak aborsi dicabut.
Trigger law atau “undang-undang pemicu” adalah UU yang tidak dapat dilaksanakan tetapi kemudian bisa diberlakuan jika terjadi perubahan fatwa hukum dari pengadilan yang lebih tinggi.
Your browser doesn’t support HTML5
Meski didukung oleh kaum konservatif sosial, rancangan opini tersebut telah menyebabkan kepanikan di sektor-sektor lain, dan bukan hanya karena hal itu akan membatalkan hak aborsi secara nasional yang sudah berlangsung selama hampir 50 tahun. Banyak pihak khawatir alasan yang digunakan Alito bisa diterapkan untuk membatalkan hak-hak lain yang telah ditegaskan oleh Mahkamah Agung akan dilindungi secara konstitusional.
Banyak dari hak-hak tersebut muncul dari prinsip dasar pengadilan yang ditetapkan dalam Roe v. Wade dan beberapa keputusan yang menyusul kemudian, misalnya, bahwa warga Amerika memiliki hak atas privasi yang tersirat tetapi tidak dinyatakan dalam Konstitusi AS.
“Jika Alito mengatakan bahwa orang Amerika tidak memiliki hak privasi yang melekat, maka itu membuka pintu ke setiap kamar tidur di negara ini,” kata Rebecca Robb, seorang pekerja salon kecantikan di Boulder, Colorado, kepada VOA.
“Saya khawatir hak kami untuk menggunakan kontrasepsi akan terancam,” katanya, “dan kesetaraan pernikahan akan menjadi yang berikutnya.”
Sementara banyak orang Amerika seperti Robb merasa khawatir, sebagian lainnya percaya bahwa ketakutan semacam itu dibesar-besarkan atau salah arah. Mereka merujuk pada kata-kata Alito sendiri dalam draf yang bocor itu, di mana dia menulis, “Tidak ada bagian opini ini yang harus dipahami untuk meragukan preseden (putusan sebelumnya) yang tidak berhubungan dengan aborsi.” [lt/pp]