Elon Musk mengatakan, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) menginginkan ia membayar denda atau menghadapi tuntutan, terkait apa yang diungkapkannya – atau gagal mengungkapkan tentang pembelian saham Twitter, sebelum platform media sosial itu dibeli olehnya pada 2022.
Musk membeli Twitter pada Oktober 2022 sebesar $44 miliar. Namun gugatan yang diajukan oleh investor Twitter pada April 2022 menuduh Musk melanggar tenggat waktu yang berlaku, dan telah mengumpulkan saham Twitter minimal 5%. Menurut pengaduan itu, Musk gagal memberitahu posisinya di Twitter, sampai ia hampir menggandakan kepemilikannya lebih dari 9%.
Menurut tuntutan itu, strategi tersebut merugikan para investor biasa yang menjual saham perusahaan yang berpusat di San Francisco itu, dalam hampir dua minggu sebelum Musk mengaku bahwa dia memiliki saham dalam jumlah yang besar di Twitter.
BACA JUGA: Elon Musk Puji Peran Indonesia dalam Ekosistem Mobil ListrikAkhirnya, pengungkapan saham Musk di Twitter itu menyebabkan harga sahamnya melonjak 27% dari harga pada tanggal 1 April, menjadi hampir $50 pada akhir perdagangan tanggal 4 April. Penundaan tersebut menurut gugatan itu, membuat para investor yang sudah terlanjur menjual sahamnya sebelum Musk mengakui memiliki saham dalam jumlah besar di perusahaan itu, kehilangan peluang untuk memperoleh keuntungan besar.
Dalam sebuah surat yang diposting oleh Musk di media sosial yang kini bernama X, pengacaranya Alex Spiro mengatakan kepada ketua SEC, Gary Gensler, bahwa permintaan komisi untuk menuntut pembayaran adalah “rencana salah kaprah” yang tidak akan mengintimidasi Musk. [ps/jm]