Sedikitnya 122 Tewas, Chile Berkabung atas Salah Satu Karhutla Paling Mematikan

Sedikitnya 122 tewas akibat kebakaran hutan dan lahan hebat di Chile.

Chile memulai hari berkabung nasional selama dua hari pada Senin (5/2) untuk sedikitnya 122 korban yang tewas akibat kebakaran hutan dan lahan hebat di negara itu, sementara proses pencarian korban hilang berlanjut dan mereka yang selamat mencari harta benda yang tersisa di antara puing-puing rumah mereka yang hangus.

“Seluruh Chile berduka untuk Valparaiso,” kata Presiden Chile Gabriel Boric hari Minggu (4/2). Wilayah pesisir itu diguncang kebakaran hebat akhir pekan lalu, yang menjadi karhutla paling mematikan ketiga di dunia abad ini.

Permukiman padat penduduk di puncak bukit yang menghadap lokasi wisata populer itu kehilangan akses listrik dan memiliki pasokan air yang terbatas, sementara jalanannya dipenuhi mobil-mobil hangus, puing-puing dan abu.

“Bagian-bagian terpenting rumah saya selamat, tapi sekarang tidak ada aliran listrik, kami tidak bisa melakukan apa-apa dan tidak bisa mengisi ulang baterai telepon genggam kami. Lalu lintas semrawut dengan mobil-mobil yang hangus, semuanya hancur,” kata Patricia Guzman, 63, di daerah permukiman Canal Chacao yang sebagian besarnya rata dengan tanah.

Para sukarelawan mendatangi daerah-daerah yang terdampak paling parah untuk membantu masyarakat, menyelamatkan hewan peliharaan, serta menyalurkan makanan, air dan tenda.

BACA JUGA: Kebakaran Hutan Melanda, Kolombia Tetapkan Status Darurat Bencana

Sementara itu, tim SAR terus mencari korban yang belum ditemukan di antara puing-puing.

Badan forensik negara pada Senin melaporkan jumlah korban tewas sebanyak 122 jiwa, tetapi baru 32 yang diidentifikasi.

Presiden Boric mengingatkan pada Minggu bahwa jumlah korban tewas, yang sebelumnya 112, dapat meningkat “tajam.”

Sebagian besar korban tewas berada di Vina del Mar, daerah wisata populer yang terkenal berkat pantai dan kebun botaninya.

Wali Kota Vina del Mar Macarena Ripamonti mengatakan kepada wartawan pada Minggu bahwa “190 orang masih hilang” di kota itu.

Hanya Memakan Waktu 10 Menit

Kebakaran mulai terjadi hari Jumat (2/2) di wilayah itu akibat angin dan gelombang panas ekstrem yang mencapai 40 derajat Celcius.

Pihak berwenang sedang menyelidiki apakah pemicunya disengaja.

Dengan didukung 31 helikopter dan pesawat pemadam kebakaran, sekitar 1.400 petugas damkar dan 1.300 prajurit militer dan relawan berusaha memadamkan kobaran api.

Pihak berwenang mengatakan pada Minggu bahwa sekitar 40 titik api masih membara, di mana proses evakuasi dilakukan di Til Til, 60 kilometer di utara Santiago, dan Galvarino, 400 kilometer di selatan ibu kota.

Abraham Mardones, 24, tukang las yang meninggalkan rumahnya yang dilalap api di Vina del Mar, mengatakan kepada kantor berita AFP ia hampir terjebak api yang cepat merambat.

“Kami melihat api di bukit di depan kami. Begitu kami menoleh lagi, api sudah ada di dinding rumah kami. Hanya dalam waktu 10 menit, seluruh bukit itu terbakar,” ujarnya.

“Api melalap segalanya – kenangan, kenyamanan, rumah. Hanya pakaian terusan yang saya pakai dan sepasang sepatu pemberian yang tersisa,” kata Mardones kepada AFP. “Saya hanya bisa menyelamatkan anjing saya.”

Ketika kembali ke sana hari Minggu, ia mendapati beberapa tetangganya tewas dalam kebakaran.

Teman-temannya lewat dengan mengendarai truk yang “mengangkut jasad hangus saudara mereka, ayah mereka, putri mereka.” [rd/ka]