Sedikitnya 78 Tewas dalam Kecelakaan Perahu di Danau Kivu, Kongo

Sebuah ambulans berada di tepi Danau Kivu setelah sebuah kapal yang mengangkut penumpang dan barang terbalik di dekat Pelabuhan Kituku di Goma, provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo, 3 Oktober 2024.

Para pejabat di Republik Demokratik Kongo (DRC) bagian timur melaporkan sedikitnya 78 orang tewas setelah sebuah perahu yang kelebihan muatan terbalik di Danau Kivu, sekitar 100 meter dari pantai dekat Goma di provinsi Kivu Utara bagian timur.

Para pejabat dari Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC) mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa sekitar 23 jenazah telah ditemukan, dan 40 orang diselamatkan setelah perahu terbalik saat mendekati pelabuhan Kitutu di luar Goma. Perahu itu datang dari kota Minova di provinsi Kivu Selatan.

Beberapa video yang diunggah ke media sosial menunjukkan perahu itu jelas kelebihan muatan saat bergerak melalui perairan yang relatif tenang. Perahu itu terlihat miring ke satu sisi lalu secara perlahan terbalik.

Dari akunnya di platform media sosial X, SADC melaporkan bahwa Misinya di Republik Demokratik Kongo, atau SAMIDRC, bekerja sama dengan anggota pasukan keamanan DRC untuk menyelamatkan sedikitnya 40 penumpang dari perahu yang tenggelam tersebut. Otoritas migrasi setempat mengatakan kepada Reuters bahwa 80 penumpang terdaftar secara resmi di perahu tersebut, tetapi para saksi mata mengatakan bahwa lebih dari 200 orang berada di atas perahu nahas itu saat terbalik.

Karena pertempuran yang sedang berlangsung antara pemerintah DRC dan gerakan pemberontak M23 di wilayah tersebut, banyak orang memilih untuk menyeberangi ujung utara Danau Kivu dengan perahu untuk mencapai Goma guna menghindari perjalanan darat.

Kecelakaan perahu di danau dan sungai merupakan kejadian umum di negara di Afrika tengah tersebut. Kepadatan penumpang di perahu sering menjadi penyebabnya. Peraturan maritim juga sering tidak dipatuhi.

Pemerintah DRC, bersama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara Barat lainnya, mengatakan M23, yang didukung oleh pemerintah Rwanda, telah melancarkan serangan di Kongo timur yang kaya mineral sejak 2021. Pemerintah Rwanda telah membantah keterlibatannya. [lt/ab]