Ribuan pendukung kubu oposisi berunjuk rasa pada Senin (11/11) di ibu kota Georgia, Tbilisi, melanjutkan protes terhadap pernyataan kemenangan partai berkuasa dalam pemilu parlemen yang dihelat pada 26 Oktober lalu, di tengah tuduhan bahwa Rusia membantu mencurangi pemungutan suara tersebut.
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Georgia dan Uni Eropa dan berkumpul di luar gedung parlemen Georgia.
Mereka menuntut pemilihan parlemen yang baru di bawah pengawasan internasional dan penyelidikan atas tuduhan kecurangan dalam pemilihan.
Giorgi Vashadze, pemipin Koalisi Gerakan Nasional Persatuan berjanji bahwa pihak oposisi akan “berjuang sampai akhir.”
“Pemilihan telah dicurangi secara besar-besaran, itu sebabnya kami tidak mengakui hasil pemilihan,” katanya. “Tujuan kami adalah [menggelar] pemilihan baru, dan tujuan kami adalah membentuk pemerintahan yang baru, yang akan mengarahkan Georgia menuju integrasi Eropa.”
BACA JUGA: Presiden Georgia Tolak Hadir di Hadapan Jaksa dalam Penyelidikan Kecurangan PemiluAnggota parlemen dari beberapa negara Uni Eropa hadir dalam unjuk rasa pada Senin tersebut untuk menunjukkan solidaritas dengan para demonstran.
“Ada pihak yang hendak merampas kebebasan Anda, menghilangkan demokrasi Anda, negara Anda, keanggotaan Anda di Uni Eropa dan NATO,” kata anggota parlemen Lithuania Zygimantas Pavilionis, dalam aksi unjuk rasa itu.
“Jangan menyerah, perjuangkan kebebasan dan demokrasi Anda, negara Anda, perjuangkan keanggotaan Anda di Uni Eropa dan NATO,” tambahnya.
Para pemimpin oposisi telah berjanji untuk melakukan boikot di parlemen dan menggelar unjuk rasa secara berkala hingga tuntutan mereka terpenuhi. [jm/em]