Kementerian Luar Negeri China, pada Selasa (9/5), menepis tuduhan bahwa kapal-kapal milik milisi maritim China telah dengan sengaja mendekati wilayah Laut China Selatan, di mana Angkatan Laut beberapa negara ASEAN dan India sedang melakukan latihan.
Seorang pakar independen di Vietnam mengatakan China tampaknya menggunakan milisi untuk mengintimidasi dan mengganggu latihan Angkatan Laut itu.
Menanggapi pertanyaan dari Reuters, Kementerian Luar Negeri China mengatakan “sejauh yang kami pahami, kapal-kapal penangkap ikan dan penelitian ilmiah China melakukan produksi dan kegiatan pekerjaan yang normal di wilayah maritim yang berada di bawah yurisdiksi China.”
BACA JUGA: Tangkal Pengaruh China, Biden akan Jadi Presiden AS Pertama yang Kunjungi Papua Nugini“Dunia luar seharusnya tidak membuat tuduhan yang tidak berdasar atau membuat masalah dari sesuatu yang bukan masalah,” tambah pernyataan itu.
Pemerintah India dan Vietnam menolak berkomentar akan hal tersebut.
Latihan Angkatan Laut beberapa negara ASEAN dan India selama dua hari yang disebut “ASEAN-India Maritime Exercise” (AIME 2023) dimulai pada Minggu (7/5) dengan kehadiran kapal dan pesawat Angkatan Laut dari Vietnam, Thailand, Filipina, Indonesia, Brunei Darussalam dan India.
Beberapa sumber di India mengatakan latihan sedang berlangsung di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Vietnam ketika beberapa kapal China mendekati mereka. Namun kapal-kapal milisi China dan kapal-kapal Angkatan Laut itu saling berlayar tanpa saling berhadapan satu sama lain. Pihak berwenang India melacak gerakan sedikitnya lima kapal milisi. Sumber-sumber tersebut tidak ingin diidentifikasi karena tidak berwenang berbicara pada media.
Sebuah kapal penelitian China juga mengikuti kapal-kapal tersebut menuju ke kawasan yang sama, tambah sumber itu.
Ray Powell, yang memimpin “Proyek Myoushu di Laut China Selatan” di Universitas Stanford, mengatakan kapal-kapal China itu merupakan milik armada milisi Qiong Sansha Yu yang berada di kawasan tersebut.
Milisi itu terdiri dari kapal penangkap ikan komersil yang beroperasi di Laut China Selatan dalam koordinasi pihak berwenang China untuk tujuan politik. Di masa lalu, pemerintah China menolak keberadaan milisi semacam itu.
Van Pham, manajer The South China Sea Chronicle Initiative (SCSCI), sebuah organisasi nirlaba independen yang memantau data pelacakan kapal, mengatakan tindakan kapal-kapal China itu bukanlah yang pertama kalinya.
Yang disebut sebagai “kapal penangkap ikan China” itu berada di sekitar kawasan tersebut dan mengintimidasi kapal-kapal perang negara lain. “Ini membuat latihan itu terganggu… ada pola latihan yang tidak berjalan, dan sebagian harus mengubah arah mereka,” ujarnya kepada Reuters.
Pada satu titik, kapal penelitian China Xiang Yang Hong 10 bahkan telah mendekat setidaknya sepuluh mil dari kapal perang Vietnam, tambahnya.
BACA JUGA: Balas Tindakan Ottawa, China Usir Diplomat KanadaLatihan tersebut merupakan latihan pertama yang dilakukan AIME 2023 dan diselenggarakan dengan koordinasi Angkatan Laut India dan Singapura.
Beberapa negara tetangga China di pesisir telah menuduh negara itu menggunakan kapal-kapal resmi dan milisi untuk menganggu dan mengintimidasi kapal militer dan kapal penangkap ikan di Laut China Selatan.
Selama bertahun-tahun, China mengklaim kedaulatan atas seluruh wilayah Laut China Selatan, dan telah menjadi sangat sensitif dengan kehadiran militer lain di kawasan itu. Hubungan antara India dan China memburuk sejak terjadinya bentrokan personil pasukan mereka di Himalaya tahun 2020 yang menewaskan 24 tentara. [em/jm]