Sejumlah Negara Serukan Stabilitas usai Presiden Suriah Digulingkan

Orang-orang berkumpul untuk merayakan jatuhnya pemerintah Suriah di Manbij, Suriah, Minggu, 8 Desember 2024. (Ugur Yildirim/Dia Photo via AP)

Pemberontak yang dipimpin oleh kelompok Islamis berhasil menumbangkan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad yang telah berkuasa puluhan tahun melalui serangan kilat. Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut hal itu sebagai "momen krusial" bagi negara yang menjadi berantakan akibat perang saudara.

Berikut sejumlah reaksi dari seluruh dunia terkait pemberontakan itu:

China: Kembali Stabil

Kementerian Luar Negeri China menyatakan harapannya agar Suriah "segera kembali stabil" pasca penggulingan tersebut.

Beijing "mengikuti dengan saksama perkembangan situasi di Suriah dan berharap Suriah kembali ke stabilitas secepat mungkin," kata Kementerian Luar Negeri.

BACA JUGA: Pemberontak Suriah Gulingkan Presiden Assad, PM Serukan Pemilu

Iran: Dialog Politik

Diplomat Iran, sekutu Assad, dikabarkan meninggalkan kedutaan di Damaskus sebelum diserang oleh "orang tak dikenal" pada Minggu, menurut laporan TV pemerintah Iran.

Mereka pergi menyusul seruan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada Sabtu agar pemerintah Suriah dan kelompok oposisi menggelar "dialog politik."

Turki: Negara dalam Kekacauan

Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan penggulingan rezim Assad tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan akibat perang saudara yang tragis.

"Tentu saja, ini tidak terjadi dalam semalam. Selama 13 tahun terakhir, negara ini telah dilanda kekacauan," kata Fidan dalam sebuah konferensi di Doha.

UEA: Bekerja Sama

Seorang pejabat senior Uni Emirat Arab (UEA) mendesak warga Suriah pada Minggu bahu membahu untuk mencegah terjadinya kekacauan yang lebih parah.

"Kami berharap warga Suriah akan bekerja sama, agar kita tidak melihat episode kekacauan yang akan datang," kata penasihat presiden Anwar Gargash dalam Dialog Manama di Bahrain.

Pemberontak Suriah merayakan kemenangan setelah pemerintah Suriah runtuh di Damaskus, Suriah, 8 Desember 2024. (Foto: AP)

PBB: Harapan yang Hati-hati

Utusan PBB untuk Suriah menyebutkan pengambilalihan kekuasaan oleh pemberontak sebagai "momen krusial" bagi negara yang telah hancur akibat perang saudara yang terjadi hampir selama 14 tahun.

"Hari ini kami menantikan dengan harapan yang hati-hati untuk pembukaan (babak) baru -- babak perdamaian, rekonsiliasi, martabat, dan inklusi bagi semua warga Suriah," kata utusan khusus Geir Pedersen.

Trump: Rusia Tak Lagi Tertarik

Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengaitkan jatuhnya Assad dengan pupusnya dukungan Rusia.

"Assad sudah pergi," katanya di platform Truth Social miliknya. "Pelindungnya, Rusia, Rusia, Rusia, yang dipimpin oleh Vladimir Putin, tidak lagi tertarik untuk melindunginya."

Komentar tersebut muncul menyusul pernyataan sebelumnya dari juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Sean Savett, yang menyebutkan bahwa Presiden Joe Biden terus memantau "peristiwa luar biasa" yang terjadi dan tetap berkomunikasi dengan mitra-mitra regional. [ah]