Sejumlah Pakar Nilai Korea Utara akan Tolak Pendekatan “Big Deal” Denuklirisasi

ARSIP – Perwakilan khusus AS untuk Korea Utara, Steve Biegun, berbicara setelah ditunjuk oleh Menlu Mike Pompeo di Deplu AS, Washington, D.C., 23 Agustus 2018 (foto: Nicholas Kamm/AFP)

Korea Utara kemungkinan akan menolak pendekatan “big deal” untuk denuklirisasi sebagaimana diisyaratkan negara itu lewat persiapan peluncuran rudal, demikian ujar sejumlah pakar.

Utusan Khusus Amerika Steve Biegun menjabarkan pendekatan Presiden Trump tentang denuklirisasi Korea Utara dalam konferensi yang diselenggarakan oleh The Carnegie Endowment for International Peace hari Senin (11/3), dengan mengatakan “kita tidak akan melakukan denuklirisasi secara bertahap.”

Biegun juga mengatakan sanksi-sanksi yang diberlakukan terhadap Korea Utara tidak akan dicabut hingga negara itu melakukan denuklirisasi secara menyeluruh.

Amerika mengambil pendekatan “semua atau tidak sama sekali” atau dikenal sebagai pendekatan “big deal” terhadap proses denuklirisasi Korea Utara ketika memulai perundingan tahun lalu, tetapi secara perlahan-lahan bergeser ke pendekatan bertahap, yang disukai Korea Utara, hingga berlangsungnya KTT di Hanoi, Vietnam, akhir Februari lalu.

Beberapa minggu sebelum KTT itu, dalam pidatonya di Universitas Stanford, Biegun mengatakan bahwa Amerika akan mengambil pendekatan bertahap untuk mencapai kesepakatan yang dibuat dalam KTT di Singapura 12 Juni 2018.

Tetapi kini Amerika kembali pada posisi awal. Menurut Biegun ini dikarenakan KTT di Hanoi tidak berlangsung mulus akibat permintaan Korea Utara agar Amerika “mencabut seluruh sanksi” dan sebagai imbalan “akan membongkar sebagian fasilitas nuklirnya.” [em]