Kepala Liga Arab membahas perkembangan di Yaman dan serangkaian serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dengan utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk negara termiskin di dunia Arab tersebut.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit dan Hans Grundberg bertemu di Kairo, dan mendiskusikan perkembangan di wilayah tersebut seiring dengan konflik rumit yang melanda Timur Tengah.
Pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman dengan cepat menunjukkan bahwa mereka adalah pemain penting dalam konflik di wilayah tersebut.
Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Grundberg, utusan khusus tersebut menyatakan keprihatinannya bahwa perkembangan di wilayah tersebut bisa menghambat prospek perdamaian di Yaman.
Ia pekan lalu mengatakan Yaman berisiko terjerumus lebih jauh ke dalam konflik militer yang meningkat di Timur Tengah dan bisa menjadi tidak terkendali.
Grundberg kepada Dewan Keamanan PBB, sebelumnya mengatakan bahwa sangat disayangkan Yaman menjadi bagian dari eskalasi tersebut dan memperingatkan bahwa serangan berulang kali terhadap pelayaran internasional oleh pemberontak Houthi “secara signifikan telah meningkatkan risiko bencana lingkungan” di Laut Merah.
Laut Merah telah menjadi medan perang bagi para pengirim barang sejak Houthi memulai serangannya terhadap kapal-kapal yang melintasi jalur perairan tersebut, yang pernah menjadi jalur lalu lintas kargo senilai $1 triliun per tahun.
Grundberg, menurut pernyataan dari kantornya, pada hari Selasa menggambarkan serangan di Laut Merah selama setahun terakhir sebagai ancaman terhadap stabilitas kawasan.
Militer AS melepaskan pesawat pengebom siluman B-2 untuk menargetkan bunker-bunker bawah tanah yang digunakan oleh pemberontak Houthi di Yaman pada hari Kamis lalu.
Hal ini menandai eskalasi besar dalam respon Amerika terhadap serangan-serangan pemberontak terhadap jalur-jalur pelayaran Timur Tengah yang tampaknya juga merupakan sebuah peringatan bagi Iran.
Yaman telah dilanda perang saudara sejak tahun 2014, ketika Houthi merebut sebagian besar wilayah utara Yaman dan memaksa pemerintah yang diakui secara internasional untuk mengungsi dari Sanaa.
Sebuah koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi melakukan intervensi pada tahun berikutnya untuk mendukung pasukan pemerintah. [my/ab]