Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada hari Kamis (3/11) bahwa Swedia dan Finlandia berkomitmen untuk bekerja sama dengan Turki untuk mengatasi kekhawatirannya menjelang kemungkinan diterimanya kedua negara tersebut ke dalam aliansi itu.
“Sudah saatnya menyambut Finlandia dan Swedia sebagai anggota NATO,” ujarnya dalam konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Istanbul.
Erdogan menuduh Finlandia dan Swedia secara khusus memberikan perlindungan kepada gerilyawan Kurdi yang dianggap “teroris” oleh Ankara.
“Saya menyadari kekhawatiran Anda,” kata pemimpin NATO itu, menambahkan bahwa Finlandia dan Swedia ingin bekerja lebih erat dengan Turki untuk memerangi “terorisme.”
“Ini juga demi kepentingan mereka,” katanya.
BACA JUGA: Perluasan Keanggotaan NATO dalam Ketidakpastian karena Penolakan TurkiJuni lalu, Turki, Swedia dan Finlandia mencapai kesepakatan, yang salah satunya mencakup ketentuan ekstradisi dan pembagian informasi.
Awal tahun ini, kedua negara Nordik itu mengabaikan kebijakan non-blok yang sudah lama mereka anut dengan mengajukan permohonan keanggotaan NATO akibat invasi Rusia ke Ukraina Februari lalu dan betapa hal itu mengubah kondisi keamanan Eropa.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga telah menerima permohonan dari Perdana Menteri Swedia yang baru, Ulf Kristersson, untuk mengunjungi Turki, seiring upaya Stockholm untuk mengatasi pemblokiran Ankara terhadap pengajuan keanggotaan NATO-nya.
Kristersson dijadwalkan mengunjungi Ankara Selasa (8/11) mendatang. [rd/jm]