Mengenai Ukraina, NATO sepakat untuk terus mendukung Ukraina dalam upayanya untuk menjadi anggota NATO yang kini “irreversible”, atau tidak dapat diubah. Stoltenberg mengatakan bahwa Ukraina pasti akan menjadi anggota NATO saat waktunya tepat. Ia menambahkan, keanggotaan Ukraina bukan lagi sebuah kemungkinan, melainkan hanya masalah waktu saja.
Lima elemen dalam paket bantuan NATO bagi Ukraina yang dibahas yaitu, pertama, pendirian pusat komando NATO untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada militer Ukraina; kedua, perjanjian untuk memberikan bantuan jangka panjang kepada Ukraina; ketiga, pengiriman bantuan militer langsung, seperti pengiriman sistem pertahanan udara dan pesawat jet tempur F-16 dari AS dan beberapa negara anggota NATO lainnya; keempat, perjanjian keamanan bilateral yang disepakati masing-masing negara anggota dengan Ukraina; dan kelima, interoperabilitas yang lebih baik.
Paket bantuan itu disebut mantan perdana menteri Norwegia itu dapat mempercepat keanggotaan Ukraina di NATO.
Dalam Forum Terbuka NATO sebelum pertemuan Dewan Atlantik Utara dimulai, Sekjen Stoltenberg mengatakan, “Saya sangat yakin bahwa ketika pertempuran berhenti, kita harus memastikan bahwa Ukraina mempunyai kemampuan untuk menangkal agresi yang akan datang dari Rusia dan mereka memerlukan jaminan keamanan. Dan, tentu saja, jaminan keamanan terbaik dan terkuat adalah Pasal Lima (NATO). Untuk itu, saya percaya bahwa cara untuk memastikan perang ini berhenti adalah keanggotaan NATO (untuk Ukraina).”
BACA JUGA: Pusat Komando NATO untuk Ukraina Diharapkan Percepat Pendaftaran Keanggotaan KyivDeklarasi NATO: China 'Penggerak' Perang Rusia di Ukraina
Sementara itu, terkait Indo-Pasifik, NATO sepakat bahwa pengiriman senjata dari Iran dan Korea Utara ke Rusia, serta pasokan peralatan mesin dan mikroelektronik dari China ke Rusia, bukanlah sebuah peristiwa sementara, melainkan sebuah pergeseran strategis besar-besaran.
NATO menyepakati dalam deklarasi KTT bahwa China telah menjadi penggerak penentu dalam perang Rusia di Ukraina. Dukungan China itu meningkatkan ancaman Rusia terhadap keamanan Euro-Atlantik.
Stoltenberg juga menyatakan bahwa China tidak dapat membiarkan konflik terbesar di Eropa dalam sejarah baru-baru ini terjadi tanpa dampak negatif terhadap kepentingan dan reputasinya.
Bersamaan dengan KTT NATO di Washington DC, China dan Belarusia menggelar latihan militer gabungan di dekat perbatasan Belarusia dengan Polandia, yang merupakan negara anggota NATO.
Dalam jumpa pers harian di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian menyatakan bahwa latihan itu dilakukan berdasarkan “rencana kerja sama tahunan” dan “tidak menyasar negara tertentu”.
KTT NATO akan berakhir pada Kamis (11/7), setelah NATO menggelar dua pertemuan terpisah dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan bersama keempat mitranya di Indo-Pasifik, yaitu Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru. [rd/ab]
Sebagian informasi dalam laporan ini berasal dari Associated Press.