Sekjen PBB Ban Ki-Moon menyebut serangan udara pimpinan Arab Saudi terhadap upacara pemakaman di Yaman Sabtu lalu (8/10) sebagai “tindakan tidak berperikemanusiaan” dan “pelanggaran hukum internasional yang sangat keterlaluan”.
Ban Ki-Moon hari Senin (10/10) mengatakan kepada wartawan bahwa “tempat pemakaman ini merupakan pusat komunitas yang diketahui banyak orang”. Ditambahkannya, “tempat itu dipadati keluarga dan anak-anak. Membom orang yang sudah kehilangan orang yang mereka cintai merupakan tindakan tercela.”
Serangan hari Sabtu itu menewaskan lebih dari 140 orang dan melukai lebih dari 500 lainnya.
Ban Ki-Moon mengatakan serangan udara oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi telah menimbulkan kerusakan luar biasa dan menghancurkan rumah sakit serta infrastruktur penting lainnya.
“Alasan apapun yang diajukan akan terdengar hampa, karena pola kekerasan yang terjadi di seluruh negara ini”, ujar Ban. “Pihak-pihak ini tidak bisa bersembunyi di balik kabut perang ini,” tambahnya.
Sekjen PBB itu mengingatkan bahwa “bencana buatan manusia ini terjadi di depan mata kita” dan impunitas ini hanya menambah gawat persoalannya.
Ban Ki-Moon mengatakan meskipun kejahatan yang dilakukan oleh semua pihak dalam konflik itu kian memuncak, ia belum melihat adanya hasil penyelidikan kredibel apapun. Ditambahkannya, “insiden mengerikan yang terbaru ini menuntut penyelidikan penuh”, ujar Ban. “Bahkan lebih luas lagi, harus ada pertanggungjawaban atas tindakan mengerikan dalam perang ini secara keseluruhan.”
Pernyataan ini disampaikan menyusul pernyataan Ketua Komisi Tinggi PBB Untuk HAM Zeid Ra’ad AL Hussein yang telah berulangkali menyerukan perlunya pembentukan tim penyelidik internasional yang independen terhadap tuduhan-tuduhan pelanggaran HAM dan kemanusiaan internasional di Yaman.
“Saya mendesak Dewan HAM PBB untuk memenuhi tugas dan kewajibannya”, ujar Ban kepada badan yang seharusnya membentuk tim penyelidik itu.
Agustus lalu Utusan Khusus PBB Untuk Konflik Bersenjata dan Anak-Anak telah memasukkan koalisi Arab Saudi yang melawan pemberontak Houthi-Syiah di Yaman dalam daftar hitam kelompok yang membunuh, melukai anak-anak dan terlibat dalam serangan terhadap sekolah dan rumah sakit dalam perang.
Arab Saudi memprotes dimasukkannya negara itu dalam daftar tersebut, dan Ban – yang menyerah pada apa yang disebutnya sebagai “tekanan yang tidak semestinya” dan ancaman pencabutan anggaran untuk program-program penyelamatan jiwa PBB – sepakat mencabut Arab Saudi dari daftar hitam itu sampai dilakukan kajian menyeluruh. Kajian itu hingga kini masih berlangsung. [em/ii]