Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, “terkejut atas meningkatnya kekerasan di Gaza” termasuk serangan udara Israel di kamp pengungsi Jabaliya pada Selasa (31/10) dan Rabu (1/11), kata juru bicaranya.
“Dia mengutuk keras setiap pembunuhan terhadap warga sipil,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan pada Rabu.
“Sekjen mengingatkan lagi bahwa semua pihak harus mematuhi hukum kemanusiaan internasional termasuk prinsip pembedaan, proporsionalitas, dan kehati-hatian,” tegasnya.
Dujarric juga melaporkan bahwa Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB, telah mengunjungi Gaza pada Rabu, di mana ia bertemu komunitas Palestina dan sejumlah kolega.
BACA JUGA: Tunggu Persetujuan Menteri Pertahanan, Israel akan Tutup Al JazeeraIa menambahkan bahwa 59 truk yang membawa air, makanan dan obat-obatan masuk melalui perlintasan Rafah pada Selasa, total 217 truk sejak pengiriman bantuan dilanjutkan.
Perang Israel-Hamas dimulai setelah militan Hamas dari Jalur Gaza menerobos tembok pemisah Israel yang dijaga ketat pada 7 Oktober, dan menyerang festival musik terbuka dan komunitas di perbatasan Israel. Mereka membunuh banyak orang dan menculik laki-laki, perempuan, dan anak-anak, juga lanjut usia dan difabel.
Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza dan melarang masuknya bantuan pangan, bahan bakar dan pasokan lain sebagai balasan atas serangan Hamas. Israel bertekad menghancurkan kelompok militan itu. Perang saat ini merupakan perang yang paling mematikan bagi kedua pihak dari lima perang yang terjadi di Gaza sebelumnya. [ka/rs]